Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mencegah Anak Menggunakan Kata Kasar?

Kompas.com, 28 April 2017, 16:03 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber The Spruce

Hampir semua ayah yang memiliki anak berusia di atas dua tahun pernah dikagetkan oleh kata-kata kasar yang keluar dari mulut anaknya, baik dalam konteks bercanda maupun benar-benar menyumpah.

Saya sendiri pernah terkejut saat anak saya tiba-tiba berkomentar dengan kata “What the f**k was that?” Saya jelas tak pernah menggunakan kata-kata itu, karena saya memang jarang berbahasa Inggris. Setelah saya tanya dari mana ia mendapatkan kata tersebut, jawabannya adalah youtube. “Teman-teman saya juga mengatakan itu kok,” ujarnya membela diri.

Seorang rekan juga punya pengalaman serupa. Saat itu secara tidak sadar anaknya belajar dari dirinya. Suatu ketika ia mengumpat pengemudi lain yang belok tanpa memberi tanda. Beberapa hari kemudian, ketika anaknya melihat mobil yang ugal-ugalan, kata yang sama itu keluar dari mulut si kecil.

Kebanyakan ayah mungkin tertawa mendengar si kecil mengumpat. Tapi ternyata itu bukan reaksi yang tepat. Sikap itu malah akan membuatnya merasa tersanjung. Justru kita harus mengajarinya menggunakan bahasa yang lebih santun, meski hal itu tidak mudah mengingat kita sendiri sering keceplosan memaki di depan anak.

Nah, agar anak tidak terbiasa mengumpat atau menggunakan kata-kata kasar, penting bagi para ayah dan orang lain di dalam keluarga untuk menetapkan aturan berbahasa dan mengikutinya. Berikut beberapa tips untuk menghilangkan kata-kata kasar dari mulut anak-anak kita, sekaligus bagaimana bersikap bila anak kita mengucapkan kata-kata tersebut.

Buat aturan dan ikuti

Kita tentu tidak bisa membatasi informasi yang diterima anak-anak kita dalam dunia serba terbuka saat ini. Andai mereka kita larang bergaul dengan anak yang bandel pun, anak kita bisa mendapatkan kata-kata kasar dari internet, televisi, dan lainnya.

Maka yang perlu dilakukan adalah menentukan kata-kata apa saja yang boleh digunakan di rumah,. Peraturan itu berlaku bagi siapa saja, termasuk orangtua. Sederhananya, kalau kita tidak ingin anak kita memaki dengan kata tertentu, maka kita juga tidak menggunakan kata itu.

Hal itu mungkin saja sulit, karena beberapa ayah biasanya terbiasa menggunakan kata-kata makian dalam komunikasi dengan teman-temannya, meski dalam suasana bercanda. Namun bila Anda sudah menetapkan kata tersebut tidak boleh diucapkan anak Anda, maka jangan bawa pulang kata-kata tersebut ke rumah.

Bantu anak Anda menemukan cara lebih baik untuk mengungkapkan perasaanya

kdshutterman Anak menutup mulutnya karena kata kasar
Kata-kata makian yang keluar dari anak seringkali muncul saat mereka marah, frustasi, atau sebal. Untuk menghindarinya, ajarkanlah anak untuk menahan diri saat marah, misalnya dengan mengambil nafas dalam atau menghitung sampai 10. Kita juga bisa mengajarkan anak untuk menuliskan perasaannya dalam bentuk kalimat. Misalnya “Saya marah karena..”

Cari kata pengganti yang lebih sopan

Bagian ini kita sebenarnya sudah banyak belajar. Orang-orang Jawa yang menganggap kata “bajingan” sebagai kata kasar, sering mengubahnya menjadi bajigur (yang adalah nama minuman), atau kata “anjing” menjadi anjrit. Nah hal yang sama bisa kita terapkan untuk anak kita.

Jadi bila anak Anda mengucapkan kata kasar tertentu, koreksilah dan ingatkan untuk menggunakan kata lain yang tidak berkonotasi kasar atau menghina.  

Jangan bereaksi berlebih

Mendengar anak kita mengucapkan kata kasar di depan umum atau di depan saudara-saudara kita memang akan membuat kita malu. Tapi disarankan agar kita tidak bereaksi berlebihan dengan menyentil mulutnya atau meneriaki misalnya.

Anda cukup menegurnya, dan menanyakan apakah dia tahu arti kata itu. Lalu jelaskan bahwa kata itu memiliki makna yang tidak baik, dan dapat menyakiti hati orang yang dipanggil dengan sebutan tersebut. Tegaskan lagi soal kesepakatan untuk tidak menggunakan kata-kata tertentu yang tidak baik.

Dengan menetapkan aturan dan konsisten mematuhinya, kita akan bisa menghilangkan kata-kata kasar dari mulut buah hati kita, sekaligus juga dari mulut kita.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau