Lebaran tinggal menghitung hari. Momen ini merupakan kesempatan bertemu keluarga besar yang jarang bertemu. Salah satu pembahasan yang tak pernah luput dibahas adalah soal pernikahan, terutama bagi anggota keluarga yang sudah masuk usia dewasa namun tak ada tanda-tanda akan segera menyebar undangan pernikahan.
Psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan pertanyaan 'kapan nikah' memang bukan pertanyaan yang tepat. Namun, pertanyaan ini biasa diucapkan karena sifat masyarakat Indonesia yang kekeluargaan. Berbeda dengan masyarakat di Barat yang menjaga privasi dan tak membahas personal.
"Kenapa banyak ditanya itu? Karena orang Indonesia kan (biasanya) kalau sudah besar harus menikah dan orang yang nikah punya anak. Semua orang menganggap pakem (kebiasaan) seperti itu, jadi normal ditanyakan," kata Rosdiana saat dihubungi Kompas Lifestyle, Selasa (20/6/2017).
Walau dianggap lumrah menanyakan kapan menikah, tetapi bagi orang yang diberulang kali ditanya tentu lama-lama kesal juga, bahkan ada yang merasa pertanyaan itu bertujuan untuk mempermalukan. Hal ini sering menjadi penghalang untuk hadir di acara pertemuan keluarga besar.
Menurut Rosdiana, sebaiknya kita tidak terlalu serius menanggapinya dan cenderung mediamkan. Anggap pertanyaan tersebut sebagai sesuatu yang wajar.
"Jadi jangan dimasukkan hati," kata psikolog dari Universitas Indonesia ini.
Lagi pula, pertanyaan semacam itu, kata Rosdiana, bukanlah pertanyaan yang mengharapkan jawaban pasti. Banyak orang yang menanyakan itu hanya karena basa-basi untuk memulai obrolan. Walau cara tersebut belum tentu tepat.
Ia menyarankan agar kita menanggapinya dengan santai saja, sambil tersenyum. Menurutnya, bila kita terlalu membela diri, maka orang akan lebih penasaran. Apalagi bila kita menanggapi dengan marah atau perasaan kesal. Orang lain akan melihat kita sebagai peribadi yang sensitif karena mudah berubah 'mood'.
"Mending sambil ketawa aja dan sambil senyum aja. Jadi enggak ada celah buat perpanjang (obrolan)," saran Rosdiana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.