Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Setia pada Tujuan, Selamat di Perjalanan

Kompas.com - 22/06/2017, 19:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBestari Kumala Dewi

Ketidaksetiaan pada tujuan tindakan dan perilaku harian itulah yang membuat akhirnya perjalanan tidak selamat, jauh dari kata nyaman.

Yang tak kalah menarik, ketidaksetiaan pada tujuan belakangan ini dimanfaatkan oleh para pengambil untung dengan dampak kerusakan yang tak terperikan.

Mau tahu contohnya? Mulailah dari promosi diet ajaib yang menjanjikan badan langsing kilat. Padahal pekerjaan Tuhan, karya alam semesta, tidak ada yang ekspres. Semua proses terjadi dengan kecermatan, kehati-hatian dan indah pada saatnya.

Namun ada manusia yang hilang respek dengan kearifan itu atau lebih parah lagi: tidak pernah dididik untuk memahaminya.

Selepas menghajar tubuh sekian puluh tahun dengan pangan acakadul, kini tubuh yang sama dihajar dengan proses malnutrisi yang tidak disadari – karena si empunya tubuh tahu-tahu malah bangga dengan tubuh yang kurus dengan cepat.

Malnutrisi seakan tidak nampak, karena tubuh dijejali larutan suplemen yang menjadi berhala baru. Tunggulah setahun dua tahun ke depan.

Saat bubuk ajaib mentok di batas kerjanya, tubuh dengan ‘berat ideal tapi tidak sehat’ itu mulai menunjukkan fakta yang sebenarnya: mulai dari gangguan kesuburan hingga kerusakan internal yang kompleks: gangguan fungsi enzim, gangguan reparasi DNA, gangguan kelenturan pembuluh darah, hingga gangguan kekebalan tubuh – yang semua itu hanya bisa terjadi jika tubuh justru dipelihara dengan proses yang baik dan benar.

Di sisi lain, ketidaksetiaan pada tujuan bekerja – pun menemui nasib yang sama. Tidak banyak orang paham, bahwa bekerja dengan bangun pagi, melalui rutin yang sama, naik-turun menghadapi tantangan yang tak ringan, sebetulnya membuat seseorang menjadi tangguh di perjalanan, bukan soal hasil akhir: beroleh uang semata.

Bonusnya justru munculnya karakter yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, bahkan kebanggaan banyak orang. Dan itu tidak terjadi dalam semalam.

Tapi ada yang ingin kerja hanya dalam semalam. Mulai dari kurir narkoba beromzet jutaan sekali jalan tanpa perlu bangun pagi tiap hari, hingga pelacur kecil yang cuma butuh kecentilan tanpa harus sekolah berlama-lama.

Kerja, hanya istilah batu loncatan. Tujuannya? Uang besar. Bukan hidup yang lebih baik. Selamat di perjalanan? Tidak. Cepat atau lambat, petaka besar akan datang. Minimal jadi buron atau tetap berbohong seumur hidup – setiap kali ditanya soal profesi, apalagi bicara kebahagiaan sejati.

Masih mau bilang setia pada tujuan itu membosankan? Buktinya nasi putih di piring setiap hari tidak kelihatan membosankan kok.

Sama seperti ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri yang tak akan pernah usang, karenanya di dalamnya terukir makna tentang kesucian dan selamatnya perjalanan tarawih insan yang taqwa. Minal Aidin, Wal Faidzin....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com