Bagaimana caranya? Secara sederhana, bijih plastik (plastic resin) dilumerkan pada suhu tinggi, kemudian disuntikkan dengan tekanan tinggi ke dalam cetakan (mold), kemudian didinginkan. Di dalam cetakan itu plastik cair akan menempati ruang kosong, kemudian mengeras, menghasilkan komponen plastik dengan bentuk yang diinginkan.
Salah satu perusahaan penghasil mesin injeksi ini bernama Nissei, pusatnya di Nagano, Jepang. Saya pernah ikut training ke sana, kemudian melihat museum perusahaan ini. Di situ dipamerkan mesin-mesin generasi awal yang dibuat tahun 1950-an. Yang saya lihat lagi-lagi adalah mesin-mesin sederhana, di antaranya digerakkan dengan tenaga manusia.
Kesan yang sama juga saya dapatkan ketika berkunjung ke museum Toyota di Nagoya.
Semua teknologi yang kita nikmati sekarang dimulai dari yang sederhana. Teknologi tidak dibuat untuk mengejar kecanggihan, tapi untuk mencapai tujuan. Untuk menyelesaikan masalah.
Schlumberber ingin mengukur parameter sumur. Maka mereka buat alat yang bisa dipakai untuk keperluan itu, dari apa yang mereka miliki saat ini. Mereka ciptakan sesuatu yang belum ada, tapi basisnya adalah dari apa yang ada di sekitar mereka.
Dengan cara itulah teknologi dihasilkan. Dari tempat seseorang berdiri di suatu saat, ia maju selangkah. Dari situ ia maju selangkah lagi. Setelah berpuluh tahun, ia sudah maju sekian ratus kilometer. Ia sudah jauh meninggalkan titik tempat ia mulai tadi.
Di situ poin pentingnya. Kalau kita ingin melakukan sesuatu, mulailah dari yang kita punya, dari yang kita bisa. Jangan berangan-angan tentang sesuatu yang hebat dan besar, menunggu kita punya itu. Akhirnya kita tidak pernah mulai.
Kalau kita menghadapi masalah, selesaikan dengan cara yang kita bisa, dengan sumber daya yang kita punya. Jangan berharap atau berandai-andai dengan sesuatu yang canggih atau ampuh, dan kita tidak kunjung bergerak untuk menyelesaikan masalah.
Ini terdengar seperti rumusan yang sangat sederhana. Tapi di dunia ini mungkin ada puluhan atau ratusan juta manusia yang tidak melakukan keinginan mereka, karena mereka tidak memulai. Mereka menunggu sesuatu, yang tidak pernah datang. Padahal sesuatu itu akan mereka dapatkan kalau mereka memulai.
Anda mau mulai berbisnis, mulailah dengan modal yang ada. Jangan menunggu ada bank yang beri kredit sekian milyar baru akan mulai. Mau menulis buku atau artikel, mulailah dengan kata pertama yang ada di pikiran.
Mau menikah, menikahlah dengan yang mau sama Anda. Ada begitu banyak orang yang tak kunjung menikah karena mengharapkan calon pasangan impian yang tak wujud di ruang nyata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.