Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2018, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembalut merupakan salah satu benda yang wajib dipakai para wanita setiap siklus haid tiba. Penggunaannya mudah, gampang didapatkan, dan membuat aktivitas tetap nyaman selama haid.

Pembalut di era modern ini kebanyakan terbuat dari material sintetis namun memiliki daya serap yang tinggi. Namun, tahukah Anda bagaimana bentuk pembalut pada sekitar 50 tahun lalu dan bagaimana sejarah terciptanya?

Dilansir dari laman Femme International, pembalut wanita ternyata sudah ada sejak abad ke 10 pada jaman Yunani kuno. Semua berawal dari seorang wanita yang melempar salah satu pakaian menstruasi yang digunakannya pada seorang pengagumnya untuk mengusirnya.

Sebelum pembalut sekali pakai modern ditemukan, saat itu wanita harus memakai kain lap, kapas atau wol dari domba di pakaian dalamnya untuk membendung aliran darah menstruasi.

Bantalan rajut, bulu kelinci, bahkan rumput juga dipakai oleh wanita untuk mengatasi menstruasi tersebut. Ide pertama kali untuk membuat pembalut sekali pakai ini berasal dari perawat.

Konon para perawat mencari metode baru untuk menghentikan pendarahan yang berlebihan terutama saat di medan perang. Pembalut pertama terbuat dari bubur kayu yang dibuat oleh perawat di Perancis.

Ternyata, ide membuat pembalut dari bubur kayu tersebut dapat menyerap darah dengan cepat dan dapat langsung dibuang usai memakainya. Harganya juga murah.

Kemudian, produsen komersial meminjam ide ini untuk menjual pembalut pada awal tahun 1888 yang disebut dengan the Southball pad.

Di Amerika, Johnson & Johnson mengembangkan versi mereka sendiri pada tahun 1896 yang disebut dengan Lister's Towel: Sanitary Towel for Ladies.

Namun, para wanita merasa malu untuk membelinya sehingga pada tahun 1920an, namanya pun diubah menjadi Nupak agar tidak terlalu menggambarkan produknya.

Sayangnya, harga yang terlalu mahal membuat para wanita tak sanggup membelinya. Akhirnya, mereka pun terus menggunakan cara tradisional.

Lalu saat harga pembalut mulai terjangkau, para pembeli dipersilahkan untuk menaruh uang dalam kotak dan dapat mengambil sendiri pembalut yang dibelinya. Ini untuk mengurangi rasa risih saat membeli pembalut.

Baca :Mengajak Anak Perempuan Bicara Soal Menstruasi

Pembalut sekali pakai ini pada awalnya terbuat dari wol kapas atau serupa serabut berbentuk persegi panjang yang ditutupi dengan lapisan penyerap.

Bentuk lapisan tersebut memanjang dari depan ke belakang sehingga bisa dijepit dengan loop pada korset atau sabut khusus yang dikenakan di bawah pakaian dalam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com