Cara Tepat Simpan Wine di Rumah, Agar Rasa Tak Lenyap

TANGERANG, KOMPAS.com - Wine bisa menjadi teman yang pas saat sedang menyantap makanan, termasuk ketika berada di rumah.

Tapi, banyak orang masih salah kaprah dengan cara menyimpan wine di rumah, sehingga rasanya pun hilang.

Nah, kalau memang kita berniat menyimpan wine di rumah, maka akan sangat baik untuk memahami teknik penyimpanan yang benar. 

Sebenarnya ruang penyimpanan wine mempunyai syarat khusus.

Seperti yang dilakukan oleh restoran atau tempat makan, mereka membedakan suhu ruangan untuk white wine dan red wine.

Sofyan Pane, bar manager Clique, menyebut, di restoran suhu ruangan white wine dipasang 10-12 derajat celcius, sedangkan red wine 14-18 derajat celcius.

Baca juga: Saat Petinggi Belanda Minum Wine, Para Raja Jawa Minum Wedang Uwuh

Tentu, angka presisi itu ada pengecualian jika disimpan di rumah.

“Kalau bisa atur suhu tepat seperti itu, atau AC tidak berhenti, silakan."

"Kalau tidak, bagaimana?” ungkap pria yang akrab disapa Pay kepada Kompas Lifestyle.

Dia menganjurkan untuk menyimpan wine di lemari pendingin.

Eits, tunggu dulu, jangan lupa untuk membedakan posisi white dan red wine di kulkas ya.

Untuk white wine bisa ditaruh di bagian atas, sementara red wine di bagian bawah.

Hal ini lantaran white wine memang disajikan untuk dingin, sementara red wine bukan peruntukan penyajian dingin.

“Pastikan untuk tidak mengisi penuh kulkas dengan bahan ikan, daging atau hal-hal lain menyengat lain,” ungkap Pay.

Hal itu, katanya, justru berisiko menurunkan kualitas wine.

Aroma dari bahan-bahan tersebut dikhawatirkan meresap ke dalam wine dan membuat rasanya menjadi tak enak.

Penyimpanan di lemari pendingin bisa dalam jangka waktu lama—selama belum pernah dibuka.

Jika white wine sudah dibuka, maka bertahan 3-4 hari. Sementara red wine yang dibuka hanya bertahan 1-2 hari.

“Kalau lewat batas, khusus untuk red wine, rasanya asam aja, enggak ada aroma dan rasa khas wine lain,” katanya.