Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2018, 09:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semakin ke sini, model sepatu lari kian apik. Tapi jangan terkecoh dengan penampilan. Jika fitur dan ukuran tak tepat, justru membahayakan kaki yang berujung cedera.

“Cedera yang berlebihan termasuk nyeri telapak kaki plantar fasciitis, tendinitis Achilles atau sakit di tumit, retak, pergeseran tulang, lecet, hammer toe, dan tendonitis,” kata Chris Carter, dokter kedokteran olahraga di Andrews Sports Medicine & Orthopaedic Centre, Birmingham, Alabama. 

Dan perlu dicatat, perbedaan sepatu lari dan fungsinya bukan sekedar soal model dan tampilan.

“Adanya begitu banyak jenis sepatu lari menunjukkan kita masing-masing memiliki kaki yang unik dan kita berlari dan berjalan secara berbeda," kata Phil Anthony, manajer label sepatu 361 USA.

Artinya, ukuran yang sesuai bukan sekadar berapa sentimeter dari jari-jari kaki ke tumit atau lebarnya. 

Kita juga perlu memerhatikan bagaimana posisi jari kaki terasa fit dalam sepatu, kemudian bagian samping, bahkan hingga setiap lekukan sepatu untuk kaki.

Baca juga : Bagaimana Ukuran Sepatu yang Pas Untuk Kaki Anda?

Bagaimana mengetahuinya? Nah, berikut tanda-tada sepatu lari yang digunakan salah ukuran.

1. Tidak bisa dilepas tanpa membuka semua tali

Jika kamu harus melonggarkan semua tali untuk melepas sepatu, ada baiknya untuk mencari ukuran lebih besar.

Karena menurut Carter, idealnya kita bisa melepas sepatu yang talinya agak sedikit longgar diikat.

2. Tumit seperti tergelincir saat berjalan atau berlari menanjak

Mungkin ukuran sepatumu kebesaran. Ada baiknya untuk memasang tali sepatu hingga ujung paling atas untuk menghindari selip. Kemudian kencangkan ikatannya.

Idealnya, meski ada pergeseran tumit, namun kaki tetap nyaman dalam sepatu, tidak bergeser-geser karena terlalu longgar, juga tidak terjepit karena sempit. 

3. Kaki melepuh setelah lari, jari memar 

Saat kita berlari, kaki akan membesar dan memanjang. Karena itu, pastikan saat mencoba sepatu, kaki kamu dalam keadaan besar dan panjang. 

Jika setelah lari kulit kaki melepuh, terkelupas, atau memar, mungkin sepatumu tidak pas ukurannya. 

Terlalu longgar, maka gesekan akan lebih sering dan menyebabkan kulit terkelupas. Terlalu sempit juga akan menyebabkan memar. Harus ada sedikit ruang untuk kaki "bernafas."

"Jari-jari kaki juga harus bebas bergerak ke atas dan ke bawah,” ungkap Carter.

Ilustrasi sepatu larioneinchpunch Ilustrasi sepatu lari
4. Telapak kaki sakit dan betis terasa tegang

Jika mengenakan sepatu lari tak sesuai ukuran, kamu akan mendapati kaki dengan kondisi tersebut. 

Karena itu, pastikan untuk mengukur kaki dengan alat ukur yang tersedia di toko sepatu.

Setelah itu, cari titik nyaman sepatu. Pegang tumit sepatu saat menjejak ke lantai. 

"Sepatu harus melengkung di sepanjang garis yang sama dengan telapak kaki yang dilenturkan,” kata Carter.

5. Mati rasa atau tegang di bagian atas kaki

Kalau merasakan demikian, berarti bagian atas sepatu terlalu ketat atau longgar di kaki, kata Anthony.

Saat sepatu dikenakan, harusnya tidak ada rasa kesempitan atau mencekik di bagian tersebut.

"Bahan atas sepatu harus nyaman tetapi tidak terlalu ketat yang justru menghambat aliran darah,” kata Anthony.

6. Pembengkakan di jari

Jika sepatu terlalu sempit, kamu akan merasakan pangkal jari kelingking menempel atau terjepit di bagian dalam sepatu. 

Idealnya, jari-jari kaki harus bisa bergerak satu per satu di kaki depan tanpa melewati tepi insole.

Ilustrasi sepatu lariMina3686 Ilustrasi sepatu lari
7. Jari-jari kaki panas setelah berlari

Kondisi ini disebut hot foot dan terjadi ketika kita mengenakan sepatu sempit, yang tidak memungkinkan kaki bernafas.

8. Lutut seperti ditusuk, terutama di jalan menurun

Jika mengalami ini, maka disebut sebagai sindrom IT Band, di mana terjadi peradangan tendon.

Penyebabnya cukup beragam, tapi salah satunya adalah tidak memakai sepatu yang pas. Solusinya adalah dengan mengganti sepatu baru.

9. Nyeri ketika berlari beberapa kilometer

“Fraktur stres terjadi di kaki dan pergelangan ketika otot di area ini melemah karena terlalu banyak atau terlalu sedikit penggunaan,” kata Carter.

Sepatu yang tidak pas akan berdampak pada tulang karena kaki terlalu banyak bergerak, namun tak didukung dengan ukuran sepatu yang sesuai.

Stres pada kaki menyebabkan retakan yang terbentuk di tulang, sehingga menyebabkan fraktur stres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com