JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini kondom jamak dikenal sebagai salah satu kontrasepsi pria.
Kegunaan kondom untuk kontrasepsi dipilih, karena -selain mudah, juga tergolong aman.
Namun, selain berfungsi sebagai pengatur kelahiran, kondom memiliki fungsi pencegahan lain yang tak kalah baik, untuk infeksi menular seksual (IMS).
“Fungsi proteksi ini karena penis dibungkus kondom, sehingga dia tidak kontak langsung dengan vagina.”
Demikian dikatakan dokter Heru Harsojo Oentoeng, Spesialis Andrologi (Sp.And) kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Baca juga: 9 Kesalahan yang Dilakukan Pria tentang Kondom
Penularan IMS terjadi jika salah seorang yang terjangkit mentrasmisikan infeksi kepada pasangannya.
Salah satu caranya lewat hubungan seksual berisiko, atau tanpa kondom.
Tercatat ada beberapa IMS yang dapat dicegah dengan seperti klamidia, gonore, hingga HIV.
Namun, kondom tidak dapat memproteksi maksimal beberapa IMS lain seperti sifilis, herpes kelamin, atau kondiloma HPV.
“Karena bisa saja tertular dari dinding vagina yang menyentuh bagian sisi penis laki-laki, di mana dari batang penis yang nempel ke tubuh kan otomatis ada sentuhan ke vagina,” ungkap Heru.
Bahan
Kondom, kini kian berkembang, baik dari sisi bahan dan bentuk.
Perubahan paling signifikan ada dari sisi bahan yang kian memproteksi dengan baik.
Dulu, kondom menggunakan bahan dari usus hewan.
Baca juga: 3 in 1, Kondom Laris di Dunia, Kini Dijual di Indonesia
Karena berbahan seadanya, proteksi pun tidak maksimal, salah satunya pori-pori besar, sehingga masih berisiko menumpahkan sperma ke vagina atau penularan IMS.