“Tahun 2016 saya buat Exodos. Untuk mencari karakter dan develop barang sampai jadi itu butuh satu tahun."
"Karakternya enggak gampang, karena ingin menyatukan selera saya dengan pasar,” ungkap dia.
Bagi Gally, hal itu merupakan bagian dari brand image.
Bagaimana menciptakan produk buatannya, bukan asal jiplak. Karena itu pula, sampai sekarang, ia merasa belum mendapatkan hasil maksimal.
Ia terus mendesain produk-produk baru. Kini sudah ada 40 desain yang diciptakannya.
Setiap desain biasanya tidak dibuat banyak. Hal itu merupakan bagian dari strategi dalam upaya memasarkan produknya.
“Selain itu saya orangnya tidak cukup puas. Makanya saya terus mendesain dan mendesain,” ungkap dia.
Sejak produk ini dilepas masif ke pasaran 2017 lalu, animo masyarakat dalam dan luar negeri sangat tinggi.
Baca juga: Dibuat Terbatas, Sepatu Peta Indonesia Exodos 57 Langsung Sold Out
Baru satu tahun, permintaan pasar mencapai 1.300-1.500 pasang per bulan.
Permintaan itu datang dari berbagai daerah di Indonesia, serta beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Swis, Kanada, Jerman, Belanda, hingga Amerika Serikat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.