Kearifan lokal, sambung Gally, merupakan identitas atau kepribadian suatu budaya bangsa yang turun-temurun.
“Karya ini bentuk kecintaan saya terhadap produk lokal, dan kebanggaan saya menjadi anak Bangsa Indonesia,” tutur dia.
Gally mengatakan, sepatu yang dibuat dalam jumlah terbatas ini menceritakan tentang Indonesia sebagai bangsa dengan beranekaragam suku dan budaya yang pluralisme.
Hal itu bisa dilihat dari material yang digunakan. Ada kulit, tenun, suede, kanvas, batik, dan karet.
Semua bahan tersebut 100 persen lokal, dan dikerjakan menggunakan tangan para perajin dalam negeri pula.
Baca juga: Dibuat Terbatas, Sepatu Peta Indonesia Exodos 57 Langsung Sold Out
Salah satu keunikan dari sepatu ini adalah bahan-bahan limbah atau sisa produksi yang digunakan sebagai bagian material.
Hal ini membuat satu sepatu berbeda dengan sepatu lainnya, meski disebut dalam versi yang sama.
Kesan eksklusif memang kental terlihat dalam produk sepatu yang satu ini. Kesan itu sudah terasa dari packaging peti kayu berhiaskan ukiran peta Indonesia.
Begitu dibuka, ada selembar kertas yang tertempel. Kertas tersebut bertuliskan nilai filosofis dari sepatu kearifan lokal.
Sepatunya pun terlihat elegan. Cutting yang tidak biasa pada leather sangat terlihat. Begitu pun dengan perpaduan antara kanvas, kulit, dan kain tenun Bali.
Baca juga: Cerita Exodos57, Sepatu Lokal yang Bikin Presiden Jokowi Kepincut...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.