Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Psikologis, Mengapa Orang Doyan Bergosip

Kompas.com - 24/05/2019, 12:28 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Health.com

Gosip adalah bagaimana kita bertahan hidup.

Gosip untuk bertahan hidup sama tuanya dengan kemanusiaan itu sendiri. Sejak prehistoris manusia bersandar pada orang-orang lainnya untuk kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal dan perlindungan.

Jika orang yang biasa menyediakan makanan untukmu tiba-tiba sakit dan tidak bisa menyediakanmu makanan, kamu mungkin akan kelaparan jika tidak ada yang memberitahu bahwa orang itu sakit.

Jika gosip tentang penyakit mereka menyebar, kamu tahu kamu perlu mencari sumber makanan baru.

Gosip tidak hanya mengajarkan kita tentang orang yang menjadi subjek pembicaraan, namun juga tentang orang yang menyampaikannya.

Leary mengatakan, kita bisa belajar banyak hal tentang tingkah laku, keyakinan dan cara menghadapi orang lain dengan melihat siapa dan apa yang orang lain gosipkan.

"Bahkan jika aku tidak ikut bergosip dan hanya mendengarkan orang lain bergosip, aku bisa mendapatkan informasi penting, entah mereka bisa dipercaya atau tidak, dan sebagainya," katanya.

Baca juga: Ternyata, Manfaat Bergosip Sudah Terbukti Sejak Zaman Purba

Bergosip juga bisa mempererat ikatan sosial. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science pada 2014 menemukan, gosip bisa meningkatkan keeratan sebuah kelompok dan membuat para anggota kelompok tidak egois.

Gosip juga bisa menjadi sebuah cara untuk mengidentifikasi dan mengasingkan anggota kelompok yang tidak bisa dipercaya.

Namun, orang-orang yang terasing tersebut tidak lantas kehilangan harapan. Studi menemukan, seringkali, orang-orang yang diasingkan dalam kelompok belajar dari pengalaman mereka untuk memperbaiki tingkah laku mereka.

Ancaman untuk dikeluarkan dari kelompok adalah sebuah insentif untuk orang-orang lebih koperatif.

Tentu saja kita tidak bisa melupakan bahwa gosip terkadang menjadi sesuatu yang buruk.

Leary mengatakan, beberapa orang bergosip dengan konsekuensi negatif terhadap target mereka.

"Beberapa juga memiliki konsekuensi negatif bagi para penggosipnya. Seperti jika subjek gosip mengetahuinya atau mengetahui penggosipnya tidak dapat dipercaya dan orang yang gemar ikut campur," kata Leary.

Jika ibumu mengatakan padamu bahwa ayahmu kehilangan pekerjaan, ayahmu mungkin akan marah pada ibumu karena tidak memberinya waktu untuk menyampaikan sendiri kepadamu.

Atau jika atasanmu menemukan bahwa rekan kerjamu menyampaikan soal rencana pemecatan, atasanmu itu mungkin akan kehilangan kepercayaan terhadap rekan kerjamu.

Gosip bisa mencerai beraikan kita, namun juga bisa menyatukan kita.

"Namun intinya, berbagi informasi tentang orang lain sebetulnya adalah hal yang penting," ujar Leary.

Baca juga: Akhirnya, Terungkap Alasan Wanita Senang Sekali Bergosip

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com