Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2019, 05:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tony Stark memang hanya nama sebuah karakter dari Marvel Cinematic Universe yang diperankan dengan apik oleh Robert Downey Jr.

Namun, nama Tony Stark telah menjelma sebagai tokoh ikon pahlawan super dunia selama lebih dari 50 tahun.

Salah satu karakter pendiri Avengers ini pun menjadi idola di mana banyak orang berharap ingin menjadi dirinya.

Di tengah banyak kekurangannya sebagai manusia biasa, bahkan pria yang sedikit kurang ajar, Tony tetaplah pahlawan yang memiliki sisi-sisi baik.

Walau ia bukan Superman yang tanpa cela, ternyata ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisahnya. Berikut sembilan pelajaran berharga dari Tony Stark.

1. Terus belajar

Meskipun ia dibantu oleh komputer cerdas bernama Jarvis dan serangkaian alat futuristik, Tony adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, prinsip inti dari pekerjaan hidupnya adalah eksperimen.

Dalam Iron Man pertama, Tony nyaris tewas setelah es menyelimuti baju besinya selama uji penerbangan perdananya. Ia lalu mengkonfigurasi ulang logam yang digunakan dalam baju itu untuk memastikan ia bisa selamat saat terbang di ketinggian yang membekukan.

Terus mencoba meski melakukan kesalahan telah menyelamatkan hidupnya, dan memberinya keuntungan dalam pertumpurannya dengan Iron Monger.

Guru terbaik di dunia adalah kegagalan. Saat kita gagal, jangan menganggapnya sebagai waktu atau usaha yang sia-sia. Anggap itu sebagai pelajaran dan batu loncatan untuk menuju sukses.

Memang kegagalan akan membuat hidup terasa berantakan dan frustrasi, tetapi tidak hasil tanpa usaha. Setiap kesalahan adalah langkah lain menuju impian yang ingin kita capai.

Dalam Iron Man 2, baju zirah Tony berulang kali hancur karena terbelit oleh cambuk listrik Whiplash.

Namun dalam film The Avengers yang rilis dua tahun kemudian, Tony terkena ledakan petir Thor, bajunya menyerap ledakan petir itu dan segera mengubahnya menjadi energi senjata.

2. Tahu kapan berhenti dan mendengarkan

Sebagai karakter yang digambarkan jenius, miliarder, playboy, filantropis yang bisa melakukan banyak hal, ada situasi di mana Tony menjadi orang yang paling tidak memenuhi syarat untuk membuat semua keputusan.

Meski ia bergaul dengan tentara super yang awet muda Captain America dan ahli seni mistik Doctor Strange, Tony tetap mau mendengarkan orang lain. Yah, mendengar adalah keterampilan tak ternilai yang harus kita pelajari.

Contohnya, meskipun tidak pernah benar-benar bertemu atau bekerja dengannya sebelum The Avengers, Tony menerima saran Hawkeye tentang strategi pertempuran udara yang efektif di lingkungan perkotaan dan hasilnya langsung terlihat nyata.

Sangat penting untuk selalu mempertimbangkan kekuatan dan kemampuan orang-orang di sekitar kita, terlepas dari kepercayaan diri kita pada diri sendiri.

Kisah sukses yang tak terhitung jumlahnya menampilkan momen-momen di mana tokoh utama mendapat manfaat dari input seseorang yang tidak terduga.

Seperti yang pernah dikatakan serang komedian bernama Bill Nye, semua orang yang pernah kita temui mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui.

Gunakan pengetahuan semua orang untuk mencapai tujuan dan kita akan jauh lebih baik.

3. Salurkan waktu dan energi untuk hal positif

Ketika ia pulih dari trauma karena hampir mati di galaksi lain dalam The Avengers, Tony secara teratur berjuang untuk bisa tidur.

Untuk mengatasi traumanya, ia memilih untuk membuat lebih dari 30 baju zirah baru dengan beragam kemampuan yang dirancang untuk menangani semuanya, mulai dari bantuan bencana hingga pembuangan bom.

Walaupun kurang tidur adalah hal yang tidak sehat, kemampuan untuk mengubah stres atau kecemasan saat-saat sulit menjadi produktivitas adalah kebiasaan yang tak ternilai untuk dikembangkan.

Hal ini tentu akan membantu kita melewati masa-masa sulit. Meskipun itu hanya menjadi pengalih perhatian atau hobi di masa kini, menyalurkan waktu dan energi untuk hal positif dapat membantu kita bertahan di saat-saat sulit dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Kapan pun Tony berada di bengkel atau laboratoriumnya untuk waktu yang lama, ia selalu punya keyakinan dapat menangani krisis yang terjadi dengan upaya berkelanjutan.

Desain setelan Iron Man pertamanya, penempaan elemen baru, dan upaya menciptakan jaringan kecerdasan buatan semuanya berawal dari hal sederhana, yaitu sikap Tony yang tidak melarikan diri ketika segala sesuatunya menjadi sulit. Ia justu mulai bekerja untuk membenahinya.

4. Kerjakan tugasmu

Mengerjakan tugas bukan selalu menjadi hal yang menyenangkan. Tapi inilah yang harus kita lakukan untuk lebih sukses dan mendapat hasil lebih baik.

Sebagai seorang ahli ilmu pengetahuan, Tony tahu upaya untuk menyelesaikan suatu persamaan akan sangat sulit jika kita belum membaca semua variabel.

Entah itu mempelajari klien sebelum rapat di tempat kerja, atau meneliti lokasi sebelum memulai perjalanan berkemah, bahkan sekedar mencari informasi soal tempat tujuan liburan yang akan kita datangi. 

Mencari tahu, merencanakan, dan mengatur beberapa hal akan membuat pekerjaan kita lebih baik.

Ketika Avengers mencoba mencari tahu rencana Loki dan melacak Tesseract yang sangat kuat, Tony sudah tahu apa yang kemungkinan akan dilakukan musuh mereka dan ke mana mereka akan pergi selanjutnya.

Dia menemukan ini hanya dengan menyisir pekerjaan akademis seorang ilmuwan yang diculik.

5. Bersenang-senang namun tidak melupakan tanggung jawab

Tony Stark punya kepribadian yang unik, cerdas dan sarkastik. Terlepas dari itu, Iron Man dilahirkan dari tanggung jawab.

Ia menutup pabrik pembuatan senjatanya sambil makan burger dalam sebuah konferensi pers. Itu menunjukkan karakter Tony yang seenaknya, namun ia melakukan keputusan yang tepat.

Sejak kecil kita memang diajari untuk bertanggung jawab. Tapi, bukan berarti kita tak bisa bersenang-senang.

Kita bisa melakukan dua hal ini bersama-sama. Kuncinya adalah memiliki kedisiplinan dan tahu di mana batasannya.

Situasi setiap orang berbeda, tetapi terlalu serius akan membuat kita tak nyaman.

Tony Stark membuktikannya dengan membuat lelucon tentang Shawarma setelah pertempuran di New York berakhir. Prinsipnya adalah bekerja dahulu baru menyindir.

Dalam Spiderman: Homecoming , saat Tony mengajak Peter Parker bergabung dalam Avengers, ia menjadi figur ayah baginya, membatasi diri, bahkan tidak mengenakan baju zirah Iron Man.

6. Selalu memiliki rencana cadangan

Kapten Amerika pernah memperingatkan Tony agar selalu memiliki jalan keluar. Namun, sebenarnya sangat penting untuk berpikir out of the box dan mempersiapkan rencana cadangan.

Tak ada salahnya untuk memiliki berbagai rencana cadangan sebagai bentuk antisipasi terhadap hal-hal yang tak terduga. Saat dihadapkan dengan masalah, pertimbangkan opsi lain yang jelas.

Persiapan ini tidak hanya akan membantu di masa depan. Perencanaan menyeluruh juga dapat membantu meringankan perasaan takut, cemas dan mengurangi kekhawatiran karena kita tak cukup siap.

Dalam Avenger: Age of Ultron,  Tony membuktikan manfaat rencana cadangan. Kita tahu bahwa Hulk adalah sekutu yang dapat diandalkan untuk Tony dan anggota Avengers lainnya.

Tapi, Tony tetap membangun armor "Hulkbuster" khusus dan menyembunyikannya ke orbit (lengkap dengan suku cadang), yang dapat digunakan bila Hulk ternyata mengamuk.

Dan saat hal itu benar-benar terjadi, ia bisa menangkal kemarahan Hulk.

Dalam film Iron Man 3, Tony juga menyiapkan rencana cadangan dengan memanggil robot-robot yang sudah dibuatnya untuk membantu mengalahkan musuh.

Jadi tidak ada salahnya memiliki rencana A, B, dan C. Kamu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kan?

7. Jangan ragu

Saran terkenal untuk bertahan hidup datang dari pendaki gunung Joe Simpson dalam bukunya "Touching the Void".

Dalam buku itu, Simpson menyarankan agar kita harus membuat keputusan.Kkita harus terus membuat keputusan, meskipun itu keputusan yang salah. Jika kita tidak membuat keputusan, kita akan merasa bodoh.

Prinsip yang sama juga diterapkan oleh Tony Stark. Kesediaan kita untuk membuat keputusan dalam situasi yang tegang mungkin tidak selalu menjamin akhir yang sempurna, tetapi itu lebih baik daripada kita tidak melakukan apapun.

Setelah rencana cadangan, keputusan yang kita buat akan menjadi informasi yang baik dan kemungkinan besar adalah langkah paling bagus yang kita lakukan.

Di akhir film Avengers pertama, sebuah portal ke ruang angkasa terbuka tepat di atas Stark Tower dan dalam sekejap, lautan pesawat asing mulai keluar dan menyerang New York City.

Tony tidak menunggu anggota tim lainnya muncul, dia tidak memanggil siapa pun untuk membantu, dia mengenakan helmnya dan berusaha menutup portal tersebut.

Tindakan itu menjadi bukti pentingnya keberanian untuk membuat keputusan.

8. Menyadari nilai dalam diri

Sangat mudah untuk menganggap karakter Tony Stark sebagai seseorang yang tidak bisa melakukan apa-apa tanpa teknologi yang dimilikinya.

Namun baik dalam komik dan film, bukan itu yang terjadi pada pria di balik kostum Iron Man.

Setelah menjadi tahanan di gua Afghanistan, diisolasi di Tennessee, dan dianggap mati di luar angkasa, Tony tahu nasibnya tidak ditentukan oleh sumber daya atau orang-orang di sekitarnya.

Ia menyadari jika ia adalah penentu nasib dirinya sendiri. Bukan barang yang kita miliki yang mampu memberi kekuatan. Tapi, diri kita sendirilah.

Kita dapat kehilangan apartemen, pasangan, atau mobil. Tapi, kita bisa memiliki itu semua karena diri sendiri.

Jangan terjebak dalam perubahan keadaan - selama kita masih hidup, kita memiliki nilai. Dalam Iron Man 3, Tony Stark telah membuktikan nilai dalam dirinya.

Seri tersebut menceritakan apa yang membuatnya mampu menjadi pahlawan super, meski terpisah dari teknologi yang disukainya.

Dia masuk dalam sebuah kompleks teroris dengan pertahanan kuat hanya menggunakan perangkat dan senjata yang diimprovisasi hasil rakitannya sendiri menggunakan bahan-bahan dari toko perangkat keras.

9. Selalu punya tujuan jangka panjang

Setelah melihat sekilas angkasa luar dan para Dewa dan alien yang menyertainya, Tony sangat ingin melindungi Bumi dari ancaman galaksi yang ia anggap akan memicu penciptaan ultron.

Tapi, paranoia yang ia alami justru memotivasi dan memberi semangat untuk menyelamatkan nyawa manusia di kemudian hari.

Sangat mudah untuk merasa puas diri dan atau terlalu percaya diri setelah mendapatkan tujuan, baik secara pribadi atau profesional.

Tapi, pasti akan ada sesuatu lain yang harus kita lakukan. Konsep ini dapat diterapkan pada banyak aspek kehidupan kita.

Misalnya, dalam hal olahraga. Siapa pun yang dilatih untuk maraton atau menjadi atlet profesional pasti selalu melatih diri untuk mencapai tujuan baru dan lebih besar.

Tony kembali memperingatkan kita akan pelajaran hidup ini dalam seriap "Infinity War".

Meskipun itu tidak berakhir dengan kemenangan total, Tony mampu berdiri berhadapan dengan Thanos yang sangat kuat karena baju besi berbasis nanoteknya yang baru.

Dan baju besi tercipta karena inovasi dan percobaan konstan Tony selama 6 tahun sebelumnya, di mana ia terus-menerus khawatir tentang peperangan dengan musuh yang tidak bisa ia tandingi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com