Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2019, 21:27 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video berisi informasi gerakan terapi pijat telinga untuk mengatasi keterlambatan berbicara atau delay speech pada si kecil beredar di media sosial Instagram, Selasa (16/7/2019).

Video ini diunggah Makassar info, @makassar_iinfo. Disebutkan bahwa awalnya diunggah oleh seorang pengguna Facebook pada akhir 2018.

Namun, video ini kembali menyebar luas saat ini.

Dalam video berdurasi 1 menit 8 detik ini, disebutkan bahwa terapi pijat telinga dimulai dengan menekuk cuping telinga hingga menekuk dan memasukkan cuping telinga ke dalam lubang telinga sebanyak delapan hitungan.

"Telinga anak ditekuk seperti ini, hitungan delapan kali, kemudian dari atas dipijat delapan kali, ditarik ke belakang, tekan tengahnya, tekuk lagi bagian luarnya, masukan ke tengah," ujar pihak perekam dalam video.

Viral, Video Terapi Telinga Anak Sembuhkan Delay Speech beredar di media sosial pada Selasa (16/7/2019).Facebook: Putu Divyanisa Viral, Video Terapi Telinga Anak Sembuhkan Delay Speech beredar di media sosial pada Selasa (16/7/2019).

Selain itu, perekam juga menyebutkan bahwa terapi pijat telinga ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan gerakannya dilakukan berbarengan dengan telinga lainnya.

Hingga hari ini, unggahan video itu telah mendapatkan lebih dari 34.000 respons dan 326.995 kali dibagikan oleh pengguna Facebook lainnya.

Benarkah cara ini bisa mengatasi delay speech pada anak?

Penjelasan dokter

Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Catharine Mayung Sambo mengungkapkan, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa tindakan seperti yang ditampilkan pada video bisa mengatasi keterlambatan kemampuan bicara anak.

"Kalau untuk pencet telinga untuk terapi terlambat bicara sih sepanjang pengetahuan saya tidak ada bukti penelitiannya," ujar dr Mayung saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/7/2019).

Menurut dia, anak yang mengalami lambat bicara dan berbahasa, bisa dioptimalkan dengan cara sering diajak mengobrol, dibacakan cerita, dan diajak menyanyi.

"Kalau distimulasi dengan cara sering diajak ngobrol, diajak nyanyi atau main bersama timbal balik tanpa memencet telinga ya lama-lama akan bicara juga," ujar Mayung.

Dr Mayung mengungkapkan, perkembangan bicara biasanya dimulai dari anak belajar produksi suara terlebih dahulu sebelum mengucap kata-kata.

Adapun proses mulai mengoceh tanpa konsonan (mengucap "ooo, aaa") dikenal sebagai cooing yang biasanya dialami bayi dengan usia 3-4 bulan.

Selanjutnya, selama pertumbuhan bayi atau pada usia 7-9 bulan, bayi berada pada tahap mulai mengucap "mamam", "papa", atau "dadada".

"Saat bayi memanggil 'papa' hanya ke papa-nya saja berarti bayi tersebut mulai mengerti papanya yang mana. Kondisi ini kira-kira bayi umur 1 tahun," ujar dr Mayung.

Sementara, untuk penyebutan kata tunggal yang bukan panggilan, biasanya diucapkan bayi ketika berumur 15 bulan dan merangkai kalimat yang mencakup dua kata ketika berumur 2 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com