Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populer sebagai Daging Kurban, Mana yang Lebih Baik Sapi atau Kambing?

Kompas.com, 10 Agustus 2019, 13:10 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Momen Idul Adha biasanya diwarnai dengan penyembelihan daging kurban, terutama daging sapi dan daging kambing.

Dua jenis daging tersebut termasuk dalam kelompok daging merah yang sangat populer dan memiliki nilai gizi yang baik.

Daging merah kaya akan mineral seperti seng dan fosfor, vitamin B (niasin, vitamin B12, tiamin, dan riboflavin), dan merupakan sumber protein yang baik dengan sejumlah besar zat besi dan kreatin.

Lantas, antara daging sapi dan daging kambing, manakah yang lebih baik?

Melansir laman Foods For Better Health, kandungan nutrisi daging kambing dan sapi cukup mirip, sedangkan kandungan lemaknya bervariasi.

Satu porsi daging kambing, sekitar 100 gram mengandung 258 kalori, 25,6 gram protein, dan 8,8 gram lemak. Sementara itu, satu porsi daging sapi dengan jumlah yang sama mengandung 217 kalori, 26,1 gram protein, dan 4,2 gram lemak.

Baca juga: Bingung Mengolah Daging Kurban, Berikut Resep Daging Tumis Kecap Jamur

Jika membandingkan jumlah kalorinya, sudah terlihat jelas kalori daging kambing lebih tinggi daripada daging sapi.

Nutrisi

Daging merah, seperti kambing dan sapi, adalah sumber mineral dan vitamin esensial yang baik.

Satu porsi standar 100 gram daging kambing mengandung 40 persen seng, 49 persen selenium, 27 persen fosfor, 25 persen zat besi, 13 persen tembaga, 7 persen kalium, 6 persen magnesium, dan 4 persen natrium.

Sementara itu, satu porsi standar 100 gram daging sapi mengandung 58 persen seng, 39 persen selenium, 34 persen zat besi, 29 persen fosfor, 10 persen tembaga, 7 persen kalium, e 6 persen magnesium, dan 5 persen sodium.

Daging sapi juga mengandung vitamin B, 35 persen niasin, 14 persen riboflavin, 4 persen tiamin, 107 persen vitamin B12, dan 2 persen folat.

Baca juga: Sambut Idul Adha, Berikut 4 Mitos Seputar Daging Kambing

Namun, baik daging sapi dan kambing sama-sama mengandung mineral penting seperti mangan dan kalsium. Nilai gizi daging kambing dan sapi terlihat seimbang tetapi daging kambing memiliki protein berkualitas lebih baik.

Kualitas

Semua jenis daging merah organik atau yang diberi makan rumput baik untuk kesehatan. Daging kambing tentu memiliki kualitas yang lebih baik karena permintaan daging sapi yang tinggi membuat produksi daging sapi telah mengalami industrialiasasi.

Hewan yang diberi makan rumput menghasilkan potongan daging berkualitas lebih baik. Sebagian besar kambing diberi makan rumput, sedangkan daging sapi olahan diperoleh dari sapi yang diberi makan biji-bijian.

Hewan tidak dapat sepenuhnya mencerna biji-bijian utuh, dan akibatnya, tubuh manusia tidak dapat mencerna daging seperti itu. Daging kambing mudah dicerna karena adanya ruminansia dalam daging.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau