KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II dikenal dengan sikap yang cenderung menutup pandangan politiknya, termasuk mengenai Brexit dan pemimpin dunia lainnya.
Namun, bukan berarti ia tidak memberikan sinyal halus soal keberpihakannya. Rupanya ratu Inggris itu menyampaikan pandangan secara tersirat lewat pilihan fesyennya.
Jurnalis London, Sali Hughes pernah menuliskan dalam bukunya "Our Rainbow Queen: A Tribute To Queen Elizabeth II and Her Colorful Wardrobe", bahwa apa yang tidak bisa disampaikan oleh ratu lewat kata-kata akan disampaikannya secara tersembunyi lewat pakaian.
Biru dan kuning merupakan warna bendera Uni Eropa. Pakaian yang dikenakan ratu bisa jadi merupakan simbol ketidaksetujuan terhadap Brexit.
"Ada bunga-bunga kuning yang melingkar pada pinggiran topinya. Kurasa itu mengacu pada bendera Uni Eropa," katanya.
Ratu juga cenderung menunjukkan sikapnya dengan detail fesyen lainnya, misalnya aksesori. Salah satunya pada Juli 2018, ketika ia menghadiri pertemuan dengan Donald dan Melania Trump di Windsor Castle pertama kalinya setelah Donald terpilih.
Pada kesempatan tersebut ratu mengenakan aksesori seukuran bros pada dada kirinya. Aksesori tersebut merupakan hadiah dari Barack dan Michelle Obama.
Namun, di kesempatan yang sama ratu menunjukkan posisi kekuasaannya dengan menyetiri pangeran dengan Land Rovernya.
"Pangeran tampak malu karena duduk di sebelah seorang pengemudi perempuan untuk pertama kali dalam hidupnya," tulis Hughes.
Hughes mengakui bahwa tanda-tanda tersebut bisa saja merupakan sesuatu yang tidak disengaja. Namun pihak kerajaan tak pernah membenarkan atau menyangkalnya.