Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Bisa Dilakukan Saat Anak Tidak Suka dengan Gurunya di Sekolah

Kompas.com - 11/10/2019, 09:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akan ada satu waktu di mana anak pulang dari sekolah dan tiba-tiba berkata, "Guru saya galak".

Saat mendengar ucapan seperti itu, umumnya orangtua akan bingung merespons.

Namun, dilansir laman Health Cleveland Clinic, menurut psikolog anak Vanessa Jensen, hal pertama yang mesti dimiliki orangtua adalah kemauan untuk mendengarkan.

"Biarkan mereka bicara. Biarkan anak menceritakan kisah mereka tanpa menghakimi, lalu berikan komentar netral seperti, 'Uh huh' atau 'Hmmm.' Orangtua juga bisa ajukan pertanyaan netral seperti, 'Apa yang terjadi kemudian?'," katanya.

Jensen mengungkapkan, hal yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan adalah mengatakan, 'Oh, dia sangat jahat,' atau, 'Bagaimana dia bisa mengatakan itu kepada kamu? Itu tidak pantas.'

Terkadang (seperti orang dewasa) anak-anak hanya perlu merengek dan mengeluh . Dan ketahuilah, orangtua sebaiknya cukup peduli untuk mendengarkan.

Mengapa mendengarkan?

Jensen menyarankan agar orangtua meminta anak mencurahkan pikiran dan perasaan mereka ke dalam kata-kata. Hal ini juga dianggap dapat membantu mereka memecahkan masalah.

Namun, jika masalah terus berlanjut, dapatkan sisi cerita dari guru.

"Kadang-kadang perlu klarifikasi dengan guru, dan bertanya: 'Bapak/ibu guru tahu, Susan pulang ke rumah beberapa hari yang lalu dan dia kesal tentang sesuatu. Saya berharap Anda dapat membantu saya memahami apa yang terjadi, sejauh yang Anda ketahui'," jelas Jensen. 

"Ini mungkin sesuatu yang sangat sederhana, barangkali sang guru mengalami hal berat hari itu sehingga emoasinya berbeda."

Ketika tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan

Setelah mendapatkan informasi lebih lanjut, orangtua dapat memutuskan apakah perlu duduk bersama semua orang--orang tua, anak, dan guru--untuk menyelesaikan masalah.

Jika kamu memiliki anak dengan usia dini, penting untuk diingat bahwa situasi mudah disalahartikan (terutama jika anak sangat sensitif).

Dan ingatlah, konflik dapat memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak dari segala usia.

Meski begitu, jangan pernah mengabaikan kekhawatiran anak, terutama jika masalahnya terus berulang atau lebih serius. 

Jensen juga memperingatkan untuk tidak mengintervensi setiap hal kecil, terutama jika memiliki anak yang mulai beranjak remaja.

Ada saatnya anak mendapat manfaat dari memiliki kesempatan untuk menangani sendiri apa yang mengganggu mereka.

“Kita ingin mulai melonggarkan segala sesuatu untuk anak ketika mereka pindah ke sekolah menengah, sehingga semakin banyak keputusan dibuat bersama," katanya.

“Jelas, masukan orang tua, mengajukan pertanyaan dan memberikan pemikiran adalah penting. Namun, pada akhirnya kita ingin mereka mulai menyelesaikan hal-hal itu sendiri, sehingga mereka siap untuk kehidupan setelah SMA."

Jensen mencatat, sering kali, konflik siswa-guru mungkin merupakan hasil dari ketidaksesuaian antara gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru.

Tetapi jika orangtua khawatir tentang sesuatu yang tidak pantas atau mengganggu, penting untuk menindaklanjuti masalah tersebut dengan guru anak atau pengurus sekolah.

Baca juga: Anak Punya Guru yang Dibenci, Apa yang Harus Dilakukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com