KOMPAS.com - Malam ini saya menerima pesan singkat dari seorang teman agar saya menjelaskan lagi kepada publik mengenai iklan terkait “kejantanan” dan organ seks pria, si penis itu.
Kebetulan minggu yang lalu saya menerima lagi seorang pria, korban iklan jahat yang menawarkan “membesarkan ukuran penis”. Entah, saya tidak ingat lagi ini korban yang ke berapa akibat iklan bohong dan jahat itu.
Beberapa foto si penis yang rusak dan bahkan mengerikan masih saya simpan. Lumayan dapat dijadikan bahan kuliah untuk para mahasiswa saya. Atau juga sebagai bahan presentasi dan diskusi pada acara Kedokteran yang terkait.
Bagi orang yang tidak memahami ilmu Kedokteran, tentu dapat dimengerti kalau mudah tertipu dengan iklan bohong seperti itu.
Tetapi bagi para dokter dan mereka yang mengerti bagaimana terjadinya perkembangan organ seks, pastilah segera tahu bahwa iklan itu jahat dan penuh tipuan.
Intinya, kalau seorang pria sudah berkembang normal menjadi dewasa, termasuk organ seksualnya, maka ukuran penis tidak dapat ditambah lagi. Artinya itulah ukuran normalnya.
Kalau pun sekarang di bidang Kedokteran dilakukan upaya estetik menggunakan suntikan filler HA ke bagian bawah kulit penis, itu pun belum mendapatkan persetujuan secara internasional.
Kalau seorang pria sudah dewasa dengan penis tidak berkembang normal masih seperti pada masa anak-anak, nah itu masih dapat diberi pengobatan hormon yang terkait perkembangan organ seks.
Tetapi kalau pria itu sudah dewasa baru mendapat pengobatan, walaupun penisnya dapat berkembang, tetapi testisnya tidak dapat berkembang. Pengobatannya juga seumur hidup agar fungsi seksualnya normal atau mendekati normal.
Maka iklan bohong yang menawarkan “membesarkan penis” atau “menambah ukuran penis”, apalagi dilakukan oleh orang yang tidak mengerti ilmu Kedokteran, pastilah dengan cara tidak sehat, bahkan merusak penis yang tak bersalah itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.