Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anita Lundy Bikin Sepatu Ittaherl hingga Laris Bukan Kepalang

Kompas.com - 30/11/2019, 10:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak selamanya bisnis dimulai dari sesuatu hal yang dikuasai. Itulah yang terjadi pada Anita Lundy.

Anita adalah mahasiswi lulusan Universitas Tarumanegara. Setelah lulus ia bekerja di perusahaan swasta.

Namun karena merasa bukan bidangnya, ia banting setir menjadi pengusaha. Ia menjadi distributor barang pecah belah untuk hotel.

Di saat yang bersamaan, ia mengalami keguguran, -bahkan hingga lima kali. Kondisi ini membuatnya harus bedrest di kehamilan selanjutnya.

“Dari tujuh kali hamil, lima keguguran. Jadi saya harus bedrest,” ujar Anita Lundy mengawali kisahnya kepada Kompas.com di Bazaar Poppins, belum lama ini.

Baca juga: Ittaherl, Merek Sepatu Lokal yang Laku Ribuan Pasang Bak Kacang Goreng

Saat bedrest, bisnis Anita terbengkalai. Stok menumpuk, order berdatangan namun tidak ada yang mengerjakan.

Hingga akhirnya, bisnis Anita bangkrut. Modal pun habis tak tersisa.

Di tengah rasa bosan di atas kasur karena bedrest, ia berpikir tidak mungkin bekerja aktif seperti perempuan lainnya.

Nah, karena merasa suka berkreasi, ia memutuskan untuk berbisnis -lagi. Pilihan pun jatuh pada ke sepatu. Sebab ia merasa susah menemukan sepatu yang nyaman, dan anti lecet.

Anita mulai berselancar mencari informasi tentang bisnis sepatu. Bermodal Rp 10 juta, dia meminta perajin membuat 30 pasang sepatu hasil desainnya.

“(Bisnis) Ittaherl mulai 2013,” ungkap ibu dari dua anak ini.

Selepas melahirkan, ia memasarkan produknya dengan cara yang jarang digunakan. Ia datang ke setiap rumah temannya menawarkan sepatu. Sebelum akhirnya ia memasarkan via online.

Baca juga: Sagara, Melawan Bot “Asing” di Pasar Dunia dengan Nama Lokal...

Kritik pedas

Perjalanan bisnisnya tidak semudah yang dibayangkan orang. Di masa awal, uji coba sepatunya banyak yang gagal.

Ada pula yang mengkritik pedas bahkan merundung hingga membuat Anita menangis.

Beruntung, semua kritik itu bisa ia jadikan masukan untuk menciptakan produk yang lebih baik. Ia pun mempelajari banyak hal, hingga teknis pembuatan sepatu.

“Aku belajar dari siapa pun. Aku juga datang ke berbagai negara seperti Jepang untuk belajar,” tutur dia.

Bisnisnya tumbuh dengan cepat. 2019 ini, ia memiliki ratusan pegawai dari perajin hingga admin medsos.

Produksi produksi Ittaherl pun moncer. Dalam sebulan, ribuan pasang sepatu terjual dalam waktu singkat.

Baca juga: Bermodal Passion, Yaya Bawa Jins Lokal OldBlue Co ke Pasar Dunia...

Bahkan, ada beberapa artikel yang begitu diluncurkan habis dalam satu menit.  Namun, Anita menolak jika produknya disebut limited edition.

Sebab sekali launching, setiap artikel mencapai ribuan pasang. “Untuk repeat gak semua model bisa,” ujar dia.

Desain dan kualitas

Salah satu artikel sepatu Ittaherl.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Salah satu artikel sepatu Ittaherl.
Para konsumen memburu Ittaherl karena desain yang dibuat Anita. Namun Anita mengaku dia tidak ingin menekan diri terlalu keras.

“Saya ga pernah memaksakan diri untuk mendesain. Kalau lagi mentok, saya tunda bikin desain. Saya pergi pijit, creambath. Saya pause untuk recharge,” tutur dia.

Ia tidak ingin menjadi robot, mendesain dan membuat sepatu hanya sebatas rutinitas. Jika itu terjadi, maka hal-hal yang disukai akan menjadi beban.

Baca juga: Desainer Indonesia Rinaldy Yunardi Juara di Ajang Internasional

Hal tersebut juga diberlakukan untuk pegawainya. Para pekerjanya diberikan waktu kerja yang fleksibel.

Supaya mereka bisa menyesuaikan jadwal kerja dengan urusan rumah tangga seperti mengurus anak, orangtua, dan sekolah.

Itu dilakukannya karena ia memiliki prinsip “terberkati untuk memberkati”. Jangan sampai kondisi sesuatu menghambat potensi untuk melakukan sesuatu.

“Just Start!” itulah kunci dari Anita.

Ketika ditanya apa kunci sukses dari bisnisnya, Anita mengatakan, salah satunya adalah kualitas produk.

“Untuk bahan saya menggunakan dari lokal dan impor. Seperti Taiwan dan Korea Selatan,” imbuhnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ittaherl (@ittaherl) on Nov 28, 2019 at 5:36am PST

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com