"Karena penyakit pembuluh darah dan kadar testosteron rendah sama-sama memengaruhi fungsi ereksi, maka masalah seksual dapat menjadi tanda awal adanya risiko dan kematian kardiovaskular," kata Antonio.
Penelitian tersebut dipublikasikan di Journal of the Endocrine Society.
Baca juga: 5 Penyebab Impotensi di Usia Muda
Tingkat hormon dan impotensi
Para peneliti memeriksa data dari hampir 2.000 pria berusia 40 hingga 79 tahun yang berpartisipasi dalam European Male Aging Study.
European Male Aging Study adalah studi besar yang menyelidiki perubahan hormon terkait usia dan kesehatan pada pria yang dilakukan antara 2003 dan 2005.
Kondisi seksual partisipan, termasuk disfungsi ereksi, ereksi pagi hari dan libido diukur melalui kuesioner, sementara hormon seks mereka diukur dengan spektrometri massa --alat untuk mengukur keberadaan dan tingkat konsentrasi hormon.
Selama masa tindak lanjut 12 tahun, sekitar 25 persen pria yang diteliti itu meninggal dunia.
Tim peneliti Antonio menemukan, di antara yang meninggal, partisipan pria dengan kadar testosteron normal namun memiliki disfungsi ereksi memiliki risiko kematian 51 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki gejala tersebut.
Sedangkan pria dengan testosteron total rendah dan masalah seksual memiliki risiko kematian dini lebih besar daripada mereka yang memiliki kadar testosteron normal dan tidak memiliki masalah seksual.
Hasilnya menunjukkan secara keseluruhan, mereka yang memiliki masalah seksual --termasuk disfungsi ereksi dan ereksi buruk di pagi hari-- memiliki risiko kematian dini lebih tinggi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan