Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2020, 20:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Ia membandingkan, saat dia menyelenggarakan Harbolnas, penyusunan tim adhoc berjalan tujuh bulan sebelum acara.

Baca juga: Dari Kacamata hingga Sneaker, Gerakan Brand Lokal Memerangi Corona

Namun, karena sangat spontan dan mendesak, dalam 25 hari acara ini bisa terwujud. Walau untuk mewujudkannya, banyak anggota tim yang tidak tidur.

“Banyak panitia yang gak tidur-tidur. Ini hystorical moment dan gila sih menurut gue. Tujuh orang tim adhoc ngurus 1.152 brand,” ucap dia.

Terlepas dari itu, bagi Achmad, hal ini adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Sebab, banyak orang yang bergantung pada keberlangsungan brand lokal tersebut.

“Satu brand lokal biasanya memiliki 5-10 karyawan. Tukang potong kain, jahit, dan mereka low income community, dan mereka tulang punggung keluarga,” kata dia.

Achmad mengungkapkan, di antara mereka, banyak yang tidak berpendidikan tinggi sehingga sulit mencari pekerjaan lain.

Baca juga: Trunk Show The Pop Up, Wujud Bangkitnya Brand Lokal Premium Bandung

Ke depan, HBBL akan digelar kembali. Bukan hanya itu, tujuan besarnya adalah membangun ekosistem dan support system, sehingga brand lokal bisa saling menguatkan.

“Jangan salah, produk lokal memiliki kualitas yang bagus, bahkan lebih bagus dari produk-produk di luaran sana,” cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com