Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 29/11/2022, 10:22 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Mitos 3: Efek pijatan hanya sementara.

Fakta: Terapis pijat yang baik tidak hanya mengatasi sakit dan nyeri sementara. Ia ingin pasien senyaman mungkin setelah efek pijatan hilang.

Otot memiliki ingatan yang panjang. Memegang mereka dalam posisi yang salah - seperti menjulurkan leher ke depan untuk melihat komputer selama bekerja - dapat mengganggu jalur saraf.

Ini memicu ketegangan leher dan bahu, nyeri punggung bagian atas, dan terkadang mati rasa dan kesemutan di tangan.

Pijat teratur yang dilakukan terapis akan mengatasi pola rasa sakit yang kamu rasakan dan membiasakan kembali otot untuk meningkatkan mekanika dan postur tubuh.

Baca juga: 5 Hal yang Tak Dianjurkan saat Stimulasi Pijat Bayi

Mitos 4: Pijat tidak bisa membantu migrain.

Fakta: Terapi pijat adalah pengobatan komplementer untuk sakit kepala migrain. Menerapkan tekanan untuk memicu titik-titik di leher, bahu, kepala dan bahkan wajah dapat membantu melepaskan ketegangan otot yang merujuk ke daerah migrain.

Pijat dapat melepaskan ketegangan yang mengganggu pembuluh darah yang memasok otak.

Masalah yang ada pada fungsi pembuluh darah ini diyakini menghasilkan gejala migrain, seperti sakit kepala parah, gangguan penglihatan, mual, dan sensitivitas cahaya.

Mitos 5: Jangan menginterupsi terapis selama pijatan, meskipun itu terasa sakit.

Fakta: Itu tidak benar. Bicarakan semua yang kamu rasa pada terapis. Kamu mungkin merasa tidak nyaman saat terapis pijat memberikan tekanan yang dalam untuk melepaskan "simpul" jaringan otot.

Sensasi yang menyakitkan itu kemungkinan efek terapeutik - seperti sesuatu yang baik sedang terjadi.

Tapi jangan ragu untuk berbicara dengan terapis pijat, jika itu terlalu menyakitkan. Terapis ingin mengetahuinya dan akan membuat menyesuaikan tekanan.

Baca juga: Yuk, Lakukan Pijat Wajah Sendiri di Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com