Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2020, 22:08 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Saat vaksin tersebut disuntikkan ke tubuh, sistem imun tubuh akan terpacu untuk membentuk suatu sistem kekebalan. Sehingga, jika suatu saat kita terpapar virus corona, sistem imun kita sudah mengenalinya dan siap untuk melawan sehingga kita tidak menjadi sakit.

Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Tak Memberi Kekebalan Jangka Panjang?

2. Vaksin dari Astra Zeneca dan Universitas Oxford

Vaksin corona yang dikembangkan oleh Universtas Oxford Inggris dan perusahaan Astra Zeneca yang berbasis di Inggris serta Swedia telah sukses masuk ke uji coba klinis tahap III.

Vaksin ini dikembangkan menggunakan metode viral vector vaccines. Artinya, vaksin tersebut berisi gen virus corona yang saat disuntikkan, akan masuk ke dalam sel-sel di tubuh dan memicu respon kekebalan tubuh yang nantinya akan melindungi kita dari Covid-19.

Menurut laporan yang dikeluarkan tanggal 20 Juli 2020, vaksin ini telah sukses melewati uji coba klinis tahap I dan II. Selama uji coba tersebut, dilaporkan tidak ada peserta uji coba yang mengalami efek samping parah, sehingga sejauh ini, vaksin dianggap aman untuk digunakan.

Vaksin ini tengah menjalani uji coba klinis tahap II dan III di Inggris, serta tahap III di Brazil dan Afrika Selatan. Kabar baiknya, peneliti yang terlibat dalam tim uji coba mengatakan bahwa vaksin darurat kemungkinan bisa tersedia di bulan Oktober ini.

Sementara itu, vaksin yang bisa digunakan untuk masyarakat luas baru bisa dipasarkan setelah hasil uji coba klinis tahap III berhasil dan perizinan distribusi bisa keluar.

Astra Zeneca sendiri mengungkapkan bahwa jika uji coba berhasil, pihaknya memiliki kapasitas produksi maksimal hingga dua milyar dosis vaksin.

3. Vaksin dari Moderna

Uji coba vaksin Covid-19 tahap I yang dilakukan oleh Moderna, dimulai dengan memberikan vaksin tersebut pada 45 orang dewasa sehat yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing orang tersebut disuntik sebanyak dua kali.

Kelompok pertama mendapatkan vaksin dengan dosis 25 mikrogram. Sementara itu, kelompok kedua memperoleh dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga menerima dosis 250 mikrogram.

Menurut laporan tanggal 14 Juli 2020, sebanyak 45 orang yang mengikuti uji coba vaksin tersebut kini sudah memiliki antibodi terhadap virus penyebab Covid-19.

Setelah dua kali disuntik, antibodi SARS-CoV-2 yang terbentuk jumlahnya empat kali lipat lebih banyak dibanding pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Hal ini membuat harapan akan tersedianya vaksin corona semakin meningkat.

Selanjutnya, uji coba akan dilanjutkan langsung ke tahap ketiga atau tahap akhir, dimana lebih banyak orang akan dilibatkan untuk mencoba efek dari vaksin ini.

Di tahap akhir yang kemungkinan akan dimulai tanggal 27 Juli 2020 mendatang, sebanyak 30.000 orang dari 87 lokasi di Amerika Serikat akan diikutsertakan untuk uji coba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com