Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai "Gilang Bungkus", Sebenarnya Apa Itu Fetish?

Kompas.com, 30 Juli 2020, 18:30 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Para ahli belum dapat menjawab dengan pasti mengenai penyebab munculnya fetish dalam diri seseorang. Beberapa orang percaya, pengalaman ketika masa kecil dapat berkontribusi.

Misalnya, menyaksikan perilaku seks menyimpang di masa kecil, atau menjadi korban pelecehan seksual saat kanak-kanak.

Ada pula yang menyatakan, fetish mungkin saja berasal dari pengalaman seksual saat masa puber dan remaja.

Jika suatu objek pernah menjadi hal yang menyenangkan saat seseorang mengenal seks di masa remaja, boleh jadi ia akan mengaitkan objek itu dengan seks, dan penggunaannya berlanjut dengan seiring berjalannya waktu.

Ada yang menyebut fetish adalah kelainan seksual, benarkah?

Berdasarkan definisinya, istilah fetish sendiri belum bisa digolongkan sebagai diagnosis gangguan mental, apabila tidak menimbulkan tekanan dan kerugian.

Menurut ahli, apabila Anda melakukan masturbasi dengan objek fetish tertentu, maupun berhubungan seks bersama pasangan lewat variasi fetish tanpa tekanan, maka fetish bukanlah sebuah masalah.

Hanya saja, apabila fetish Anda menimbulkan kesulitan yang intens serta merugikan, keinginan tersebut dapat menjadi gangguan.

Fetish akan menjadi masalah jika Anda tidak mampu mengontrol hal tersebut, mengganggu rutinitas sehari-hari, serta membuat orang lain tidak nyaman. Gangguan ini dikenal sebagai fethistic disorder.

Baca juga: Ada Banyak Jenis Pelecehan Seksual, Apa Sajakah?

Ada beberapa indikator lain yang menunjukkan gangguan akibat fetish. Jika hal-hal tersebut muncul, maka Anda membutuhkan penanganan dari dokter. Beberapa indikator tersebut, meliputi:

1. Mengabaikan pasangan

Penderitanya sulit menjalani hubungan yang serius dengan pasangan. Selain itu, mereka juga cenderung lebih terangsang dengan benda yang dikenakan oleh pasangan, yang membuat suami atau istri menjadi terabaikan.

2. Berperilaku kompulsif

Terus menerus timbul rasa putus asa, tertekan, bahkan memiliki keinginan bunuh diri. Beberapa orang juga bisa mencuri barang yang menjadi objek fetishnya.

3. Mengganggu orang lain

Fetish dapat menjadi gangguan, apabila fantasi seks yang Anda miliki sangat merepotkan diri sendiri dan kehidupan personal serta sosial.

Mencari pertolongan ahli jiwa sangat disarankan, jika memiliki fetish yang sudah mengganggu. Penanganan dokter dapat berupa pemberian obat-obatan, maupun terapi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau