Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Baru Unesa Jalani Terapi gara-gara Ospek, Ini Kata Psikolog

Kompas.com, 16 September 2020, 14:38 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com  - Orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) merupakan kegiatan awal bagi peserta didik yang baru memasuki jenjang perguruan tinggi.

Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini pun, kegiatan ospek tetap digelar meski hanya melalui jejaring internet.

Nah, di tengah "musim" ospek saat ini, sebuah video yang menggambarkan suasana ospek di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) beredar luas di masyarakat. 

Baca juga: Video Ospek Viral, Mahasiswa Unesa Tertekan Luar Biasa sampai Harus Diterapi

Tak main-main, dikabarkan sejumlah mahasiswa yang ada dalam video itu mengalami tekanan psikis akibat kegiatan tersebut.

Dalam video tersebut terlihat seorang mahasiswa yang diduga adalah seorang senior di kampus Unesa membentak dan memarahi para mahasiswa baru yang dinilainya tidak tertib.

Terkait kejadian itu, pihak kampus mengaku sudah memberikan pendampingan langsung secara daring maupun tatap muka kepada para mahasiswa.

"Tekanan yang dialami begitu hebat, baik dari media sosial hingga ke langsung ke nomor pribadi," kata Kepala Humas Unesa, Vinda Maya Setianingrum, seperti diberitakan sebelumnya.

Selanjutnya, tim Crisis Center dari program studi psikologi memberikan layanan terapi kognitif yang biasa diberikan untuk para penderita tekanan mental.

Lantas, sebenarnya apa sih efek yang terjadi bila seseorang dibentak dan dimarahi terhadap kondisi mental seseorang?

Psikolog Mario Manuhutu, MSi, dalam perbincangan dengan Kompas.com memberikan pandangannya.

Menurut Mario, bentakan yang dilakukan oknum senior tak jarang menjadi melampaui batas dan berujung pada penghinaan fisik.

Baca juga: Selain di Unesa, Berikut Sederet Kejadian Memilukan Saat Ospek Mahasiswa Baru

Atau, bisa pula mewujud dalam hukuman yang tak sesuai, bahkan sampai terjadi hukuman fisik.

“Acaranya orientasi, tapi ngebentaknya ada yang di depan muka, ada body shaming, atau fisik, disuruh push up gitu kan,” ujar Mario, Selasa (15/9/2020).

Bentakan, kata-kata kasar, dan kekerasan verbal, kata Mario, bisa berakibat fatal pada mental seseorang.

Sebab, pada dasarnya manusia cenderung mengingat pengalaman-pengalaman buruk di dalam memori.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau