Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Baru Unesa Jalani Terapi gara-gara Ospek, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 16/09/2020, 14:38 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Lalu, ketika hal itu menumpuk akan memicu stres dan memengaruhi kesehatan mental seseorang.

"Masalahnya, setiap orang itu memiliki kapasitas beda-beda saat menerima tekanan, belum lagi kondisi emosional seseorang saat itu (bentakan dan kekerasan verbal) terjadi,” kata Mario.

Hal ini bisa memicu trauma dan tentu berakibat pada kehidupan sosialnya sebagai manusia.

Belum lagi adanya perasaan benci, dendam, kesal, dan marah saat seorang mahasiswa baru dibentak oleh senior.

Hal itu bisa membuatnya lalu melampiaskan perlakuan yang sama kepada adik kelasnya nanti, yang membuat budaya kekerasan ini terus terjadi.

Mario menambahkan, orientasi siswa dengan dibentak-bentak dengan dalih membangun mental mahasiswa baru sudah tak lagi relevan.

“Kalau sudah di konteks universitas kan sudah enggak sesuai konteks perkembangan, orang mau kuliah, harus dapat bimbingan yang baik, informasi yang baik, masak kita harus datang dengan pikiran cemas,” ujar Mario.

Perasaan cemas yang terus terbangun karena ospek salah kaprah yang dilakukan oknum kakak senior akan membuat proses pembelajaran juga akan terganggu.

“Ketika ke kampus bahwa ketika mau menjalani sesuatu dengan ketakutan, tentu akan susah."

"Masalahnya tugas kuliah itu sudah susah, belum lagi harus menghadapi sekelompok senior yang bertindak intimidatif,” kata Mario.

“Seakan (otak) dibuat selalu siaga dan itu akan menjadi stres, bila menumpuk dan tak bisa dilepaskan, tentu akan buruk untuk seseorang,” imbuh dia.

Mario memberikan saran untuk melakukan orientasi mahasiswa baru tanpa kekerasan, baik verbal maupun fisik.

Ospek dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang benar.

Misalkan, bimbingan kakak senior kepada adik kelas dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, yang dalam masa pandemi ini bisa dijalankan secara online.

"Bisa memberikan informasi tentang di mana adik kelas bisa mencari informasi tentang mata kuliah, atau kos terdekat nanti saat kuliah sudah kembali aktif."

"Hal-hal yang positif,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com