Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Art Toys Hasil Kreasi Alumni ITB, Dikenal hingga Singapura

Kompas.com, 1 Oktober 2020, 09:14 WIB
Kristianto Purnomo,
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada pepatah lama dalam bahasa Inggris yang berbunyi "boys will always be boys."

Artinya, seorang laki-laki tidak akan pernah dewasa, berapa pun umurnya.

Ungkapan itu rasanya tepat jika melihat seberapa besar ketertarikan laki-laki terhadap mainan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga yang rambutnya sudah dipenuhi uban.

Nah, salah satu jenis mainan yang relatif populer di kalangan laki-laki, -- khususnya di Indonesia, adalah mainan custom atau art toys.

Art toys adalah kreasi dalam membuat mainan dengan sentuhan tertentu yang menjadi ciri khas penciptanya.

Konon, fenomena art toys muncul pertama kali di Hongkong dan tersebar hingga Jepang dan Amerika, sebelum memasuki Indonesia di awal 2000-an.

Sudah banyak individu dan komunitas yang bergerak dalam bidang art toys, dengan ciri khasnya masing-masing.

Salah satunya adalah Mirfak Prabowo, pria yang berdomisili di kawasan Tangerang Selatan, Banten.

Ia sudah menghasilkan berbagai art toys sejak tahun 2008.

Mirfak Prabowo menyelesaikan pembuatan art toys di workshopnya di Karang Tengah, Tangerang, Senin (28/9/2020). Mainan berbahan resin yang dibuat Mirfak Prabowo dijual mulai harga Rp. 200.000 hingga Rp. 2.000.000 dan telah dijual hingga Singapura.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Mirfak Prabowo menyelesaikan pembuatan art toys di workshopnya di Karang Tengah, Tangerang, Senin (28/9/2020). Mainan berbahan resin yang dibuat Mirfak Prabowo dijual mulai harga Rp. 200.000 hingga Rp. 2.000.000 dan telah dijual hingga Singapura.
Mirfak mengisahkan perjalanan panjangnya dalam menekuni dunia art toys sejak ia duduk di bangku kuliah.

"Waktu itu saya pergi ke acara mainan, ada art toys yang menarik dan saya beli. Saya pun tertarik ingin bikin mainan sendiri, dari situ saya mulai iseng, coba-coba," tutur dia.

Alumni Fakultas Seni Seni Rupa dan Desain Jurusan Seni Lukis Institut Teknologi Bandung itu belajar membuat art toys secara otodidak, dengan dibantu oleh teman-temannya yang kuliah di jurusan berbeda.

Material yang digunakan oleh Mirfak adalah bahan resin yang dicetak dengan silikon.

"Untuk bikin master patung, saya pakai bahan epoxy clay, terus cetakannya dibikin pakai silikon, baru resin dituangkan ke cetakan silikon dan proses finishing."

Konsumen yang membeli art toys Mirfak sebagian besar menjadikan art toys tersebut sebagai koleksi pribadi.

"Rata-rata sih beli untuk koleksi sendiri, tidak dijual lagi," ujar Mirfak.

"Tapi ada juga beberapa teman saya di bidang mainan yang minta untuk dibuatkan master patung."

Art toys buatan Mirfak Prabowo terlihat di workshopnya di Karang Tengah, Tangerang, Senin (28/9/2020). Mainan berbahan resin yang dibuat Mirfak Prabowo dijual mulai harga Rp. 200.000 hingga Rp. 2.000.000 dan telah dijual hingga Singapura.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Art toys buatan Mirfak Prabowo terlihat di workshopnya di Karang Tengah, Tangerang, Senin (28/9/2020). Mainan berbahan resin yang dibuat Mirfak Prabowo dijual mulai harga Rp. 200.000 hingga Rp. 2.000.000 dan telah dijual hingga Singapura.
Proses pengerjaan master patung, lanjut dia, tergantung dari kekuatan molding atau cetakan resin.

"Kadang satu kali pengerjaan, saya cuma bisa bikin 15-20 patung. Kalau ada yang pesan master patung dalam jumlah banyak, ya saya bikin beberapa cetakan."

Di samping menggarap art toys berdasarkan permintaan konsumen, Mirfak juga memiliki satu karya berupa karakter yang menjadi ciri khasnya.

"Saya ada contoh gurita pisang, yang saya desain sendiri. Saat ini gurita pisang masih dalam proses pewarnaan, nanti kalau sudah selesai akan saya rilis," sambungnya.

Rata-rata art toys garapan Mirfak dijual dari harga Rp 250.000 - Rp 2 juta.

Harga sebuah art toys tergantung dari ukuran, detail, dan lamanya proses pengerjaan, menurut Mirfak.

Mirfak Prabowo menyelesaikan pembuatan art toys di workshopnya di Karang Tengah, Tangerang, Senin (28/9/2020). Mainan berbahan resin yang dibuat Mirfak Prabowo dijual mulai harga Rp. 200.000 hingga Rp. 2.000.000 dan telah dijual hingga Singapura.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Mirfak Prabowo menyelesaikan pembuatan art toys di workshopnya di Karang Tengah, Tangerang, Senin (28/9/2020). Mainan berbahan resin yang dibuat Mirfak Prabowo dijual mulai harga Rp. 200.000 hingga Rp. 2.000.000 dan telah dijual hingga Singapura.
Art toys hasil kreasi Mirfak tidak hanya dipasarkan secara lokal, melainkan juga sudah merambah ke luar negeri.

"Saya pernah dapat pesanan dari teman saya yang tinggal di Singapura. Kita berkolaborasi, dan di sana art toys yang saya kirimkan itu dijual lagi."

Terkait segmentasi pembeli, ia mengaku jika sebagian besar orang yang membeli art toys buatannya adalah orang dewasa yang sudah berumur.

"Pernah di suatu pameran, saya lagi buka booth, ada bapak sama anaknya lihat satu mainan buatan saya. Waktu si anak mau pegang, bapaknya bilang 'ini mainan orang dewasa, mainan bapak. Bukan mainan anak-anak'," kisahnya.

Detail pada model art toys juga memengaruhi minat seseorang untuk membeli karya seni ini.

Menurut Mirfak, sebagian orang Asia lebih suka model art toys yang menampilkan kesan lucu.

"Sementara orang Barat lebih mementingkan detail," kata pria yang juga bermain musik di grup Sigmun ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau