Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Bentuk Baru KDRT Lewat Gadget dan Media Sosial

Kompas.com - 05/12/2020, 07:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

Terkadang, pelaku kekerasan membeli gadget korban dan membayar paket data ponsel, yang memungkinkannya melihat semua log panggilan dan pesan teks.

Setelah pelaku memiliki akses, dia bisa mendapatkan informasi tentang aktivitas korban atau memasang spyware yang mengontrol atau menguntit.

Penyalahgunaan teknologi memastikannya selalu selangkah lebih maju dari korban, yang sering kali mengatakan bahwa pelaku selalu dapat menemukan atau mengetahui hal-hal yang tidak diberitahukan oleh korban kepada mereka.

Baca juga: Putus Cinta, Pria Ini Sebar Foto dan Video Syur Mantan Kekasihnya di Medsos

Menjadikan media sosial senjata

Pelaku biasanya memasuki akun media sosial korban atau meniru mereka pada akun palsu, dengan tujuan mengirim pesan untuk merusak hubungan korban di dunia maya.

Pelaku juga menggunakan gambar pribadi yang tidak pantas untuk melakukan intimidasi. Seorang penyintas kekerasan dalam rumah tangga mengatakan, pasangannya membagikan foto telanjang dia di media sosial.

"Ponsel saya diambil dan dia mengirimkan foto itu ke teman-teman saya melalui email dan media sosial saya karena dia mengetahui kata sandinya," terangnya.

"Dia juga mengancam akan mengirimkannya ke tempat kerja saya. Ini adalah sesuatu yang sangat memalukan. Mengalami penghinaan di depan umum membuat saya terpuruk," lanjut dia.

Pelaku lain mengancam akan menggunakan media sosial untuk mengungkapkan status HIV-positif korban kepada anggota keluarga yang mengetahuinya.

Pelaku kekerasan kerap memantau korban melalui anak-anak mereka atau mengumpulkan informasi dari media sosial anak.

Baca juga: 8 Tanda Kamu Korban Kekerasan Emosional dalam Hubungan

 

Bantuan 

Penyalahgunaan teknologi yang berkembang menarik perhatian Cornell University, yang telah mendirikan Clinic to End Tech Abuse (CETA) di kampus Cornell Tech, New York City.

Menurut CETA, satu dari empat wanita dan satu dari enam pria akan mengalami kekerasan oleh pasangannya selama hidup mereka.

Meskipun penelitian tentang penyalahgunaan teknologi jarang terjadi, laporan tahun 2017 dari Australia menyebutnya sebagai tren yang sedang berkembang.

Hasil yang ditemukan adalah ponsel, tablet, komputer, dan media sosial biasanya digunakan untuk mengisolasi, menghukum, serta mempermalukan korban kekerasan dalam rumah tangga.

Baca juga: Bisa Timbulkan Depresi, Ini 5 Tips untuk Rehat dari Media Sosial

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com