KOMPAS.com – Ukuran penis (Mr.P) sering menjadi sumber kecemasan kaum pria. Kondisi ini menyuburkan praktik-praktik pembesaran penis dan juga beragam produk yang diklaim bisa menambah ukuran “kejantanan”.
Mayoritas pria yang tertarik untuk membesarkan ukuran penisnya sebenarnya memiliki ukuran yang normal, dalam artian ukurannya cukup untuk melakukan aktivitas seksual dan urinasi secara lancar.
Walau begitu, karena ingin terlihat lebih “jantan” mereka pun berupaya melakukan metode pembesaran penis, yang biasanya berakhir tidak sesuai harapan.
“Bukan rahasia kalau kebanyakan pria ingin membesarkan penisnya. Ada yang ke dukun dan banyak kasus yang ngakunya pijat atau akupuntur, tapi ternyata menyuntikkan cairan-cairan, seperti silicon atau daun jarak, cairan yang tidak seharusnya ada di tubuh,” papar dokter spesialis urologi Angie Novaldy Rahwanti, kepada Kompas.com
Baca juga: Penis Sakit Usai Berhubungan Seks? Waspadai 7 Pemicunya
Ia menjelaskan, cara-cara tersebut pada awalnya mungkin membuat ukuran penis terlihat lebih besar. Namun, karena cairan itu tidak alami sehingga tidak bisa diserap tubuh.
“Akhirnya terjadi peradangan, jaringan rusak. Dalam jangka panjang jaringannya rusak, mengkeras, malah bentuk penis jadi aneh,” papar Angie.
Dia juga banyak menerima keluhan pasien yang mengalami nyeri saat ereksi, bahkan tidak bisa penetrasi karena bentuk penisnya “tidak karuan” setelah sembarangan melakukan pembesaran.
“Ini adalah fenomena gunung es di Indonesia,” ujar dokter dari Jakarta Men Clinic itu.
Pria yang menjadi korban dari praktik “alternatif” tersebut, menurut Angie, tidak hanya orang biasa, tapi juga pejabat hingga pengusaha.
Baca juga: Tak Selalu tentang Seks, Ada 4 Alasan Mengapa Orang Selingkuh
Kabar baiknya, menurut Angie, kondisi penis yang sudah rusak itu bisa direhabilitasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.