KOMPAS.com - Bermain catur dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan rasional pada anak. Hasilnya, mereka lebih berani dalam mengambil risiko dengan perhitungan yang lebih matang.
Permainan catur kini kembali digemari salah satunya dengan popularitas serial Netflix, The Queen's Gambit.
Kontroversi terkait pertandingan Dewa Kipas dengan GothamChess juga membuat mata publik Indonesia kembali terarah pada olahraga olah otak ini.
Catur memang sudah lama dipercaya dapat meningkatkan kinerja otak dan kecerdasan. Namun, riset terbaru membuktikan bahwa ini juga berdampak positif pada keberanian seseorang untuk mengambil risiko.
Penelitian yang digelar Monash dan Deakin Universities menemukan bahwa anak yang diajari catur dan memainkannya secara rutin cenderung tidak menghindar risiko dibandingkan sesamanya.
Baca juga: Total Hadiah pada Laga Catur GM Irene Vs Dewa Kipas Dadang Subur
Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan matematika dan berpikir rasional yang lebih baik.
Selain itu, riset serupa yang dipublikasikan di Journal of Development Economics juga menyatakan bahwa permainan catur sejak dini dapat menurunkan kecenderungan anak menghindari risiko melalui paparan situasi menang kalah dan persaingan.
Direktur di Pusat Ekonomi Pembangunan dan Keberlanjutan, Monash Business School, Profesor Asad Islam menjelaskan, risiko dan hadiah adalah konsep yang diartikulasikan dengan baik dalam permainan catur.
Pasalnya, dalam permainan ini pemain harus mampu mengorbankan pion dan kesatria untuk membantu menumbangkan raja lawan demi memenangi permainan.
Baca juga: Tips Mengajarkan Anak agar Suka Menolong
Oleh karena itu, anak akan diajarkan untuk mengambil keputusan yang diperlukan meski tidak selalu menyenangkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.