Berdasarkan studi tentang fenomena ini disebutkan, diphallia terjadi pada setiap 5 juta-6 juta kelahiran.
Dengan demikian dapat terlihat bahwa kasus penis tambahan pada manusia amat jarang terjadi.
Namun demikian, kasus semacam ini dapat menjadi kian bermasalah jika kondisi itu tidak ditangani sejak dini.
Berdasarkan laporan tersebut juga disebutkan, tidak ada kesamaan kasus antara anak yang lahir dengan penis tambahan.
Baca juga: Penis Bengkok, Normal atau Tidak?
Artinya, pengobatan pada bayi yang memiliki penis tambahan tidak bisa disamakan antara satu bayi dengan bayi lainnya.
"Pasien dengan supernumerary penis memiliki presentasi yang unik dan tidak ada kasus yang identik."
Demikian laporan penulis studi Shakir Saleem Jabali dan Ayad Ahmad Mohammed dalam kesimpulan penelitian tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.