Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Caesar Bukan Dosa, 7 Alasan Medis Ibu Bersalin di Kamar Bedah

Kompas.com, 19 April 2021, 13:59 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Ibu yang melahirkan lewat operasi caesar kerap jadi target diskriminasi karena berbagai hal. Mulai dari dianggap tak sempurna sebagai seorang ibu, dituding manja, dan tak tahan sakit.

Tidak jelas bagaimana dan kapan pandangan negatif masyarakat soal para ibu yang menjalani proses bersalin di kamar operasi bermula. Namun yang pasti, opini miring ini terus bertahan dan berkembang sampai saat ini.

Padahal anggapan ini kerap menyakiti perasaan para ibu baru yang baru saja melalui proses panjang melahirkan buah hatinya. Bukan hanya itu, tudingan tersebut juga bisa memicu depresi pasca melahirkan.

Seperti dalam unggahan yang belum lama ini viral di Twitter. Seorang suami menceritakan istrinya yang terpaksa dibawa ke poli jiwa karena menderita Baby Blues. 

Penyakit ini merupakan gangguan suasana hati yang kerap mendera ibu setelah melahirkan. Kecederungan gejalanya seperti perasaan tertekan berkepanjangan dan ingin menyakit diri.

Penyebabnya si ibu kerap dihujat mertuanya karena melahirkan secara caesar alias C-section (CS). Ia disalahkan karena menghabiskan banyak biaya dan dianggap lemah karena tidak mengejan saat melahirkan.

Nyatanya, operasi caesar bisa dilakukan karena berbagai alasan medis. Biasanya ini disarankan dengan pertimbangan kondisi kesehatan ibu dan janin.

Ibu melahirkan SC juga take lepas dari tantangannya ketika dan sesudah bersalinnya. Para ibu ini harus merasakannya dinginnya kamar operasi, menjalani operasi sendirian, nyeri pasca operasi yang cenderung bertahan lama dan proses pemulihan yang lebih lama.

Banyak pula yang merasakan kekecewaan tak bisa melahirkan normal dan malah menjalani operasi. Padahal mungkin mereka sudah berusaha mempersiapkan diri termasuk rutin olahraga dan yoga kehamilan.

Belum lagi ada perasaan bersalah karena tidak melahirkan normal dan berbagai tekanan emosional lainnya.

Dikutip dari akun instagram @bidankriwil, memang benar tubuh setiap perempuan mampu melahirkan secara normal. Hanya saja untuk menjalaninya butuh kondisi optimal dari faktor penentu persalinan.

Faktor tersebut disebut dengan 5P yaitu power, passanger, passage, psikologi ibu, dan penolong persalinan. Jika tidak tercapai maka operasi dibutuhkan demi kesehatan ibu dan bayi.

Baca juga: Berapa Kali Seorang Ibu Dapat Jalani Operasi Caesar?

Operasi caesar sering dilakukan karena pertimbangan medis

Melahirkan lewat operasi caesar bukannya tanpa risiko. Tindakan ini diawali dengan pembiusan, dilanjutkan dengan membelah perut dan area rahim untuk mengeluarkan plasenta dan janin.

Karena tergolong sebagai operasi besar, maka tindakan ini juga memiliki implikasi masalah medis.

Dikutip dari lama Raising Children, berbagai komplikasi yang mungkin muncul antara lain pendarahan, pembekuan darah, infeksi pada luka dan peningkatan risiko depresi pasca bersalin.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau