Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Radang Sendi

Kompas.com - 21/05/2021, 13:00 WIB
Intan Pitaloka,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Arthritis atau radang sendi adalah kondisi di mana adanya peradangan kronis pada persendian.

Kondisi ini menimbulkan rasa sakit dan kerusakan pada persendian, tulang, dan bagian tubuh lainnya, tergantung pada jenisnya.

Ostheoartritis merupakan salah satu dari jenis peradangan sendi yang sering terjadi dan faktanya didiagnosis bisa diderita oleh 40 persen pria dan 47 persen wanita dalam hidupnya.

Lalu, rheumatoid arthritis (RA) dan psoriatic arthritis adalah kondisi peradangan yang dianggap penyakit autoimun.

Baca juga: 20 Macam Pengobatan Alami Radang Sendi, Bisa Dicoba di Rumah

Penelitian menunjukkan, intervensi diet -seperti menghindari makanan dan minuman tertentu, dapat mengurangi keparahan gejala pada orang dengan radang sendi dan osteoartritis.

Langkah serupa pun dapat meningkatkan kualitas kesehatan secara keseluruhan.

Berikut ini adalah delapan makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari oleh penderita radang sendi:

1. Gula 

Penderita radang sendi sebaiknya mengurangi asupan gula tambahan, terutama  makanan-makanan manis seperti permen, es krim, soda, dan lainnya.

Sebuah riset yang dilakukan pada 217 orang mengungkapkan, dari 20 makanan manis, termasuk soda yang yang dimaniskan dengan gula dan makanan penutup dapat memperburuk gejalaRA.

Lalu, minuman manis seperti soda tersebut ternyata dapat meningkatkan risiko radang sendi secara signifikan.

Hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang dilakukan pada 1.209 orang dewasa dengan usia 20-30 tahun.

Baca juga: Kebiasaan Bunyikan Jari Bisa Picu Radang Sendi, Benarkah?

Mereka diberi minuman yang mengandung gula tambahan berupa fruktosa sebanyak lima kali dalam seminggu.

Hasilnya menunjukkan, orang yang diberikan minuman dengan gula berlebih terlalu sering, memiliki tiga kali lebih besar berisiko menderita peradangan sendi dibanding yang mengonsumsi lebih sedikit.

Tak hanya itu saja, penelitian besar lain yang dilakukan pada hampir 200.000 wanita juga mengaitkan asupan soda yang dimaniskan terhadap peningkatan risiko RA.

2. Daging merah dan olahan

Sejumlah penemuan penelitian menyimpulkan daging merah dan daging olahan dapat meningkatkan gejala radang sendi.

Penelitian yang dilakukan pada 25.630 orang menemukan, asupan daging merah yang tinggi dapat menjadi faktor risiko radang sendi.

Lalu, untuk yang menerapkan pola makan nabati justru terbukti memperbaiki gejala radang sendi.

3. Gluten

Gluten merupakan salah satu jenis protein yang terdapat pada gandum, barley atau jelai.

Makanan olahan turunan dari gluten cukup banyak kita temui, seperti roti, kue, mie, dan lainnya.

Beberapa penelitian menyebutkan, makanan bebas gluten berguna untuk meredakan gejala radang sendi.

Terlebih lagi, orang dengan penyakit celiac berisiko lebih besar terkena RA.

Lalu, untuk yang memiliki penyakit autoimun seperti RA memiliki prevalensi penyakit celiac yang jauh lebih tinggi daripada populasi umum.

Kemudian, sebuah riset yang dilakukan pada 66 orang dengan RA yang menerapkan pola makan vegan bebas gluten, secara signifikan mengalami pengurangan gejala.

Meski begitu, tetap saja masih diperlukan penelitian-penelitian baru mengenai ini, untuk memeriksa kebenaran apakah diet gluten berpengaruh bagi penderita radang sendi.

4. Alkohol

Sebuah penelitian dilakukan pada 278 orang dengan spondyloarthritis aksial -peradangan yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dan sendi sakroiliaka (SI).

Dalam riset ini, spondyloarthritis aksial dapat mengikat asupan alkohol untuk meningkatkan risiko kerusakan struktural tulang belakang.

Penelitian lainnya juga menemukan, konsumsi alkohol kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoartritis. 

5. Makanan olahan 

Makanan olahan dapat memperburuk gejala radang sendi.

Jenis makanan tersebut antara lain, makanan cepat saji, sereal untuk sarapan, makanan yang dipanggang, makanan mengandung biji-bijian, tambahan gula, dan pengawet.

Baca juga: Mengenal Trigger Finger, Radang Sendi Jari yang Bikin Kaku

Penelitian mengungkapkan, menu makanan barat biasanya kaya akan makanan olahan dan dapat meningkatkan risiko RA dengan berkontribusi pada peradangan.

Lalu, sebuah riset yang dilakukan pada 56 orang yang menderita RA yang mengonsumsi makanan ultra-olahan dalam jumlah yang lebih tinggi pun menunjukkan hal yang serupa.

Riset ini menemukan adanya peningkatan faktor risiko penyakit jantung, termasuk kadar glycated hemoglobin (HbA1c) yang lebih tinggi, penanda kontrol gula darah jangka panjang.

6. Makanan tinggi garam

Daging olahan, pizza, beberapa keju atau makanan lainnya memang benar-benar menggoda. Namun, perlu diketahui bahwa makanan tersebut tinggi akan garam.

Penderita radang sendi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam yang berlebihan.

Penelitian yang dilakukan selama 62 hari pada tikus mengungkapkan bahwa menu makanan rendah garam dapat menurunkan keparahan RA.

Tikus dengan konsumsi makanan rendah garam memiliki lebih sedikit kerusakan tulang rawan dan kerusakan tulang.

Juga, lebih rendah dalam hal penanda inflamasi, dibandingkan tikus dengan diet tinggi garam.

Menariknya, para peneliti juga menyebutkan, asupan natrium yang tinggi dapat menjadi faktor risiko penyakit autoimun seperti radang sendi.

7. Minyak nabati tertentu

Menu tinggi lemak omega-6 dan rendah lemak omega-3 ternyata dapat memperburuk gejala osteoartritis dan RA.

Lemak ini penting untuk kesehatan. Namun, rasio omega-6 dan omega-3 yang tidak seimbang di sebagian besar makanan barat dapat meningkatkan peradangan.

8. Makanan tinggi AGEs

Advanced glycation end products (AGEs) adalah molekul yang dibuat melalui reaksi antara gula dan protein atau lemak.

Secara alami kandungan ini ada dalam makanan hewani mentah dan terbentuk melalui metode memasak tertentu.

Makanan hewani berprotein tinggi dan berlemak tinggi yang digoreng, dipanggang, dibakar, atau direbus adalah sumber AGEs tertinggi.

Misalnya, ayam panggang, steak panggang atau goreng, hot dog, dan lainnya.

Terlalu banyak menumpuk AGEs di dalam tubuh dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan.

Baca juga: 3 Makanan Pereda Nyeri Lutut karena Radang Sendi

 Stres oksidatif dan pembentukan AGE terkait dengan perkembangan penyakit pada orang dengan artritis.

Faktanya, orang dengan radang sendi telah terbukti memiliki tingkat AGEs yang lebih tinggi dalam tubuh daripada orang tanpa radang sendi.

Akumulasi AGEs di tulang dan persendian juga dapat berperan dalam perkembangan dan kemajuan osteoartritis.

Kita bisa mengganti makanan penuh AGEs dengan makanan bergizi lainnya seperti sayur, buah, kacang polong, dan ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com