Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/08/2021, 13:30 WIB

KOMPAS.com - Munculnya Taliban sebagai penguasa pemerintahan Afghanistan memunculkan sejumlah kekhawatiran, termasuk soal nasib ribuan artefak berharga koleksi museum negara.

Ketakutan utama yang muncul, kelompok militan tersebut akan berusaha menghancurkan peninggalan berharga kebudayaan negara itu.

Karenanya, berbagai pihak terkait langsung berusaha mengamankan situs dan artefak pentingnya.

“Kami sangat prihatin dengan keselamatan staf dan koleksi kami,” kata Direktur Museum Nasional Afghanistan, Mohammad Fahim Rahimi.

Namun, budayawan Afghanistan kini kebingungan mencari lokasi yang aman untuk penyimpanan barang berharga tersebut.

Sementara itu, kurator Kabul sedang mempercepat upaya untuk mengekspor obyek berharga itu ke pameran museum terjadwal di Paris. Tujuannya untuk menyelamatkan koleksi tersebut karena situasinya sangat tidak terduga.

Terlebih lagi, nasib penduduk yang berada di wilayah yang dikuasai Taliban masih belum pasti. Termasuk pula ibu kota negara, Kabul, Herat, dan Kandahar yang menjadi lokasi dari banyak peninggalan sejarah dan kebudayaan.

Setidaknya terdapat koleksi lebih dari 80.000 artefak di Museum Nasional Afghanistan. Secara keseluruhan, menurut Artforum, ada setidaknya hampir 800.000 artefak penting di negara ini termasuk sejumlah koleksi barang budaya dan biara Buddha.

Afghanistan berada di posisi strategis selama ribuan tahun dalam perkembangan peradaban dunia yang menyebabkan negara timur tengah ini memiliki banyak warisan benda berharga.

Lewat jalur ini di masa lalu, Buddhisme menyebar ke Cina, sementara Zoroastrianisme, Kristen, Yudaisme, dan Hindu berkembang sebelum dan sesudah kedatangan Islam pada abad ketujuh Masehi.

Wilayah negara Afghanistan menjadi arteri utama di Jalur Sutra yang menghubungkan India dengan Iran dan Cina.

Terdapat sejumlah peninggalan kuno termasuk reruntuhan kota penting, biara, dan karavan yang menampung para pelancong termasuk Marco Polo dalam perjalanannya ke istana Kubilai Khan.

Sejarah kelam kejahatan kebudayaan Taliban

Kelompok militan Taliban diketahui menerapkan ajaran fundamental Islam yang melarang penggunaan gambar manusia dan hewan. Selain itu, kelompok ini dikenal punya kecurigaan terhadap sejarah masa lalu sebelum Islam masuk.

Kecenderungan ini membuat kalangan budayawan khawatir akan tindakan penghancuran yang akan dilakukan setelah Taliban menguasai Afghanistan.

Terlebih lagi, pada tahun 2001, Taliban menghancurkan dua patung raksasa di lereng gunung, yang disebut Buddha Bumiyan, yang berasal dari abad keenam.

Sebenarnya, para pemimpin Taliban telah menginstruksikan pengikutnya untuk melindungi, memantau dan melestarikan peninggalan, menghentikan penggalian ilegal, dan menjaga “semua situs bersejarah.

Perintah yang dikeluarkan pada Februari lalu ini juga termasuk pelarangan akan penjualan artefak di pasar seni.

Namun, sikap ini diragukan, khususnya setelah sejumlah staf warisan budaya di Afghanistan telah mendapatkan surat yang menuduh mereka bekerja dengan organisasi internasional.

“Mereka telah menutupi citra mereka, tetapi mereka masih merupakan kelompok yang sangat ideologis dan radikal,” kata Omar Sharifi, seorang profesor ilmu sosial di American University of Afghanistan yang belum lama ini telah melarikan diri ke Delhi, India.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke