Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2021, 10:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Peningkatan hormon testosteron, ditambah tekanan sosial dapat menyebabkan anak berperilaku murung, meluapkan emosi dan terlibat perselisihan di keluarga.

"Jika masalah emosional yang serius muncul, anak tidak ingin melakukan kegiatan yang biasanya dia sukai, tidak bergaul dengan teman, atau nilainya di sekolah menurun, periksakan ke dokter anak," kata Issac.

Dia menambahkan, masalah emosional bisa menjadi tanda gangguan mood atau masalah psikologis lain yang perlu ditangani dengan konsumsi obat-obatan atau terapi.

Baca juga: Obesitas Vs Pubertas pada Anak Perempuan, Apa yang Perlu Kita Tahu?

Pubertas yang terlalu cepat atau terlambat

1. Pubertas dini

Jika anak laki-laki menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum berusia sembilan tahun, kunjungi dokter anak.

Sebab, ada kemungkinan, anak mengalami masalah hipofisis atau masalah neurologis (keduanya merupakan gangguan di bagian otak).

Penyebab pubertas dini meliputi:

- Kelenjar pituitari (hipofisis) yang mengaktifkan hormon terlalu awal

- Hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif)

- Tumor pada kelenjar adrenal atau bagian lain

Apabila pubertas dini disebabkan oleh masalah hormonal, mintalah bantuan kepada spesialis endokrinologi untuk memeriksa dan mengobati dengan gangguan terkait hormon dan kelenjar.

Dokter akan membuatkan resep obat untuk menghentikan pubertas pada anak hingga waktu yang tepat.

2. Pubertas yang terlambat

Anak laki-laki yang baru memasuki pubertas setelah berusia 14 tahun perlu dibawa ke dokter.

"Seringkali anak terlambat berkembang, terutama jika ayahnya juga demikian," sebut Issac.

Kelainan hormon atau endokrin juga dapat menunda pubertas. Dalam hal ini, dokter akan merujuk anak laki-laki ke spesialis untuk dites lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com