Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Manfaat Kesehatan Freediving, Olahraga Selam Tanpa Alat Bantu Napas

Kompas.com, 27 September 2021, 16:00 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Olahraga freediving sukses membuat penampilan Dikta, vokalis Yovie & Nuno jauh lebih kurus dibandingkan sebelumnya.

Ia mengaku melakukan freediving hingga empat kali dalam seminggu sehingga efektif membakar kalori tubuhnya.

Meski tidak diniatkan sebagai program penurunan berat badan, hasilnya, ia terlihat jauh lebih ramping dari biasanya.

Olahraga freediving memang memiliki banyak manfaat kesehatan sebagai implikasi dari metode maupun teknik yang dipraktikkan. Sekilas olahraga ini memang terkesan ekstrem karena kita bakal menyelam ke lautan dalam tanpa bantuan alat pernapasan.

Oleh sebab itu, membutuhkan latihan dan metode yang tepat agar sistem pernapasan kita jadi lebih efisien.

Baca juga: Mengenal Freediving, Olahraga yang Bikin Dikta Yovie & Nuno Kurus...

Freediving, olahraga menyenangan sarat manfaat kesehatan

Ada banyak alasan para penggemar freediving menggilai olahraga selam rekreatif ini. Mereka bisa bebas menikmati pemandangan dan keindahan alam bawah laut selama menyelam.

Tanpa bantuan alat pernapasan, sensasi yang dirasakan juga jauh berbeda baik dari segi fisik maupun mental. Freediving, yang juga disebut sebagai selam bebas, dapat meningkatkan kemampuan pernapasan, fungsi paru-paru, kepercayaan diri, dan kesadaran akan tubuh.

Berikut adalah manfaat kesehatan dari olahraga freediving:

Menghilangkan stres

Freediving termasuk dalam olahraga ekstrem yang dianggap bertujuan memacu adrenalin. Namun kita dituntut untuk mampu bersikap santai ketika melakukan freediving.

Detak jantung yang terlalu cepat, seperti ketika adrenalin meningkat, membuat penyelaman kita menjadi pendek, dangkal dan kurang aman. Oleh sebab itu, kita diharuskan bersikap rileks agar prosesnya menjadi lebih menyenangkan.

Dalam jangka panjang, kemampuan rileksasi ini juga membuat kita mampu menangani stres di kehidupan sehari-hari. Ketika menghadapi situasi sulit dalam pekerjaan atau kehidupan pribadi, kita bisa menyadari pentingnya bersikap santai untuk menguasai keadaan.

Baca juga: Pengalaman Freediving di Curug Balong Endah Bogor, Dingin Banget!

Meningkatkan fungsi paru-paru dan pernapasan

Ketika belajar freediving, hal pertama yang harus kita kuasai adalah teknik mengambil napas secara penuh dengan memanfaatkan volume paru-paru sebaik mungkin.

Freediving juga mengajarkan cara menggunakan diafragma lebih efektif untuk bernapas. Metode ini jauh lebih efisien untuk mengoksidasi dan mengurangi tekanan pada tubuh.

Kemampuan untuk menghembuskan napas sepenuhnya sebelum menyelam juga membantu mengurangi volume residu sehingga paru-paru bisa menyerap lebih banyak oksigen.

Secara keseluruhan, hal ini membuat kita mampu meningkatkan fungsi pernapasan sehingga bernapas jadi jauh lebih efisien.

Baca juga: Cerita Dikta Jadi Hobi Freediving Sejak Pandemi Covid-19

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau