Dikutip dari laman DKT -organisasi nirlaba yang fokus pada kesehatan reproduksi, disebut, kondom awalnya dibuat dari usus binatang.
Sejak tahun 1920, bahan bakunya berubah menjadi lateks dan berkembang menjadi poliuretan.
Kontrasepsi pria ini bekerja sebagai penghalang agar cairan mani tidak masuk ke liang vagina.
Dengan demikian, sperma tidak dapat membuahi sel telur sehingga mencegah terjadinya kehamilan.
Kondom juga dapat mencegah terjadinya Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti gonorrhea, sifilis, HIV, dan lain-lain.
Sebagai alat kontrasepsi untuk pria, kondom sangat aman karena tidak memengaruhi hormon penggunanya.
Selain itu, alat kontrasepsi ini praktis dan mudah didapatkan di banyaak tempat.
Namun ada risiko ketika kondom digunakan dengan tidak tepat, rusak atau koyak, sehingga fungsinya tidak optimal.
Baca juga: Seks Setelah Vasektomi, Bagaimana Baiknya?
Kondom berbahan lateks juga dapat memicu alergi bagi beberapa orang sehingga tidak direkomendasikan.
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi pria yang belum terlalu populer di masyarakat meskipun kerap dikampanyekan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.