KOMPAS.com – Sebelum wabah Covid-19 melanda, pergi ke kantor lalu bertegur sapa dengan rekan kerja bukanlah hal sulit. Bahkan, jika kita menyukai lingkungan kerjanya, kita akan selalu bersemangat untuk ngantor.
Namun, berbeda dengan saat ini, yang untuk berjabat tangan saja sulit. Apalagi, setelah lebih dari satu tahun kita berhasil beradaptasi dengan WFH dan terbiasa bekerja sendiri.
Selain itu, hal yang membuat kita sulit kembali menjadi pekerja kantoran adalah soal pakaian.
Saat bekerja dari rumah, kita bisa mengenakan apa pun dan bisa mengenakan pakaian atasan rapi hanya saat rapat virtual.
Memulai lagi semangat untuk mengarungi kemacetan dalam perjalanan menuju dan pulang dari kantor pun jadi tantangan tersendiri.
“Tentu rasanya berbeda saat kita bisa bangun untuk menikmati kopi dan kemudian masuk kerja secara virtual versus mencoba melawan orangtua yang marah mengantar anak-anak mereka ke sekolah, atau bus atau truk,” kata Katie George, sebuah manajer operasi di sebuah universitas.
Baca juga: Tidak Betah di Kantor Baru, Perlukah Resign?
Menurut George, semua masalah itu adalah aspek “sebelum kehidupan” yang tak lagi diinginkan oleh para pekerja.
Pasalnya, banyak yang “hilang” jika kembali ke kantor, seperti waktu bersama keluarga yang bisa didapatkan saat bekerja dari rumah, masih bisa memasak, berolahraga, atau menikmati hidup “normal.”
Untuk membantu kita melalui masa transisi ini, terapis asal California, Katheryn Perez, mengatakan perlunya membuat batasan dengan diri sendiri tentang seberapa banyak dan kapan kita akan bekerja bisa membantu.
"Ada ketakutan, kecemasan, tekanan emosional, dan tidak siap untuk perubahan itu,” kata Perez.
Baca juga: Tips Menciptakan Rasa Bahagia dalam Bekerja
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.