KOMPAS.com - Kondom sudah lama dinyatakan sebagai perlindungan terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit seksual, termasuk HIV (Human Immunodeficieny Virus).
Penggunaan kondom tidak hanya dijadikan alat kontrasepsi namun juga mampu mencegah penyebaran virus HIV.
Kampanye penggunaan kondom sudah sejak lama digencarkan untuk menekan jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia.
Pakar kesehatan yang juga founder gerakan @doktertanpastigma, dr. Sandra Suryadana mengatakan penularan HIV terjadi melalui cairan vagina atau mani, atau pun darah orang yang terinfeksi.
"Prinsip penularannya seperti itu, tapi masih berkembang mitos yang tidak tepat seperti (terjadi) ketika berbagi alat mandi atau berpelukan," jelasnya dalam webinar #LebihDKTkenalHIV untuk memperingati Hari AIDS Sedunia 2021, Sabtu (28/11/2021).
Baca juga: Lepas Kondom Tanpa Persetujuan Pasangan Kini Ilegal di California
Virus HIV dapat ditemukan di cairan tubuh penderita termasuk darah, air mani, cairan vagina, cairan/lendir anorectal, dan ASI.
Prinsip penularan HIV itu membuat penyebaran virus ini menjadi lebih berisiko ketika kita melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
Sandra mengurutkan, risiko tertinggi terjadi pada hubungan seksual anal, vaginal kemudian oral.
Ia menekankan, jenis hubungan seksual yang dilakukan adalah faktor yang meningkatkan risiki penyebaran HIV, bukan orientasinya.
Maka dari itu, ia menolak adanya stigma akan golongan tertentu yang lebih berisiko mengidap HIV misalnya gay atau sesama jenis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.