KOMPAS.com - Hari AIDS Sedunia yang diperingati tiap tanggal 1 Desember bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya HIV-AIDS dan memberikan edukasi soal cara pencegahan, tes, dan perawatannya.
Meski Hari AIDS Sedunia sudah diperingati sejak tahun 1987 dan publik sudah mengetahui penyakit ini, masih saja ada orang yang salah memahami perbedaan istilah antara HIV dan AIDS.
Walau HIV dan AIDS punya keterkaitan yang kuat, keduanya tidak sama lho!
Untuk kamu yang ingin tahu lebih detail perbedaan antara HIV dan AIDS, simak penjelasannya yang berikut ini.
Baca juga: Apakah Kondom Dobel Lebih Efektif Cegah Penularan HIV/AIDS?
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV merupakan virus penyebab AIDS yang bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat penderitanya lebih mudah terserang penyakit.
Secara singkat, HIV menular melalui hubungan seksual, memakai jarum suntik tidak steril bergantian, transfusi darah, atau pemberian ASI dari ibu pengidap HIV.
Potensi penularan HIV akan semakin tinggi apabila seseorang kerap berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.
Ketika HIV merusak sistem kekebalan tubuh, maka seseorang lebih mudah untuk sakit, bahkan infeksi yang biasanya dapat dilawan oleh tubuh, seperti flu pun bisa menyebabkan kematian.
Jika seseorang telah terkena HIV, virus tetap berada di dalam tubuh seumur hidup. Meski belum ada ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi terdapat obat yang dapat membantu penderitanya agar tetap sehat dan produktif, yaitu ARV.
Baca juga: Mengenal ARV, Obat yang Dapat Turunkan Kematian pada ODHA
Obat HIV bisa menurunkan atau bahkan menghentikan peluang menyebarkan virus ke orang lain. Studi menunjukkan menggunakan obat HIV sesuai petunjuk dapat menurunkan jumlah HIV dalam darah.
Oleh karenanya, di Hari AIDS Sedunia ini masyarakat juga disadarkan akan pentingnya perawatan penderita AIDS, dan itulah mengapa tes sangat penting.
Tanpa pengobatan, HIV dapat menyebabkan AIDS. Dengan obat-obatan, orang dengan HIV dapat berumur panjang, hidup sehat, dan menghentikan penyebaran HIV ke orang lain.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Bisa dikatakan bahwa AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi HIV.
Tetapi, HIV dan AIDS bukanlah hal yang sama. Orang dengan HIV tidak selalu mengidap AIDS.
Seiring berjalannya waktu, HIV menghancurkan sel CD4 yang merupakan jenis sel darah putih atau biasa disebut limfosit.
Baca juga: Mengenal AIDS, Sejarah dan Perkembangannya dari Masa ke Masa
Sel darah putih tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Sel ini juga bisa disebut sel-T. Dan, ketika seseorang tidak memiliki cukup sel CD4, tubuh tidak dapat melawan infeksi seperti biasanya.
Seseorang bisa dikatakan menderita AIDS ketika jumlah sel CD4 dalam tubuhnya sangat rendah.
Tanpa pengobatan, biasanya dibutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun bagi seseorang dengan HIV untuk berubah menjadi AIDS. Pengobatan akan memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh virus dan dapat membantu orang tetap sehat selama beberapa tahun.
Ada beragam cara penularan HIV. Virus ini bisa dibawa dalam air mani, cairan vagina, lendir dubur, darah, dan air susu ibu.
Virus akan masuk ke tubuh manusia melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir, seperti bagian dalam vagina, rektum, dan pembukaan penis. Untuk lebih jelasnya, berikut ini aktivitas yang bisa menularkan HIV:
Baca juga: ADHA, Menantang Arus Deras Stigma HIV/AIDS
HIV juga dapat ditularkan ke bayi selama periode kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Seorang wanita hamil dengan HIV dapat meminum obat untuk mengurangi kemungkinan bayinya tertular HIV.
HIV tidak menyebar melalui air liur (ludah), jadi HIV tidak bisa menular lewat aktivitas berciuman, berbagi makanan atau minuman, atau menggunakan garpu atau sendok yang sama.
HIV juga tidak menular melalui pelukan, pegangan tangan, batuk, atau bersin. Dan yang paling penting, dudukan toilet tidak bisa menularkan HIV.
Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Merasa Bugar, Dokter: Jangan Putus Obat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.