Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2021, 12:19 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari AIDS Sedunia yang diperingati tiap tanggal 1 Desember bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya HIV-AIDS dan memberikan edukasi soal cara pencegahan, tes, dan perawatannya.

Meski Hari AIDS Sedunia sudah diperingati sejak tahun 1987 dan publik sudah mengetahui penyakit ini, masih saja ada orang yang salah memahami perbedaan istilah antara HIV dan AIDS.

Walau HIV dan AIDS punya keterkaitan yang kuat, keduanya tidak sama lho!

Untuk kamu yang ingin tahu lebih detail perbedaan antara HIV dan AIDS, simak penjelasannya yang berikut ini.

Baca juga: Apakah Kondom Dobel Lebih Efektif Cegah Penularan HIV/AIDS?

Apa itu HIV?

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV merupakan virus penyebab AIDS yang bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat penderitanya lebih mudah terserang penyakit.

Secara singkat, HIV menular melalui hubungan seksual, memakai jarum suntik tidak steril bergantian, transfusi darah, atau pemberian ASI dari ibu pengidap HIV.

Potensi penularan HIV akan semakin tinggi apabila seseorang kerap berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.

Ketika HIV merusak sistem kekebalan tubuh, maka seseorang lebih mudah untuk sakit, bahkan infeksi yang biasanya dapat dilawan oleh tubuh, seperti flu pun bisa menyebabkan kematian.

Jika seseorang telah terkena HIV, virus tetap berada di dalam tubuh seumur hidup. Meski belum ada ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi terdapat obat yang dapat membantu penderitanya agar tetap sehat dan produktif, yaitu ARV.

Baca juga: Mengenal ARV, Obat yang Dapat Turunkan Kematian pada ODHA

Obat HIV bisa menurunkan atau bahkan menghentikan peluang menyebarkan virus ke orang lain. Studi menunjukkan menggunakan obat HIV sesuai petunjuk dapat menurunkan jumlah HIV dalam darah.

Oleh karenanya, di Hari AIDS Sedunia ini masyarakat juga disadarkan akan pentingnya perawatan penderita AIDS, dan itulah mengapa tes sangat penting.

Tanpa pengobatan, HIV dapat menyebabkan AIDS. Dengan obat-obatan, orang dengan HIV dapat berumur panjang, hidup sehat, dan menghentikan penyebaran HIV ke orang lain.

Ilustrasi HIV/AIDS, gejala HIV, gejala HIV pada pria, gejala HIV pada wanitaShutterstock/mikeforemniakowski Ilustrasi HIV/AIDS, gejala HIV, gejala HIV pada pria, gejala HIV pada wanita

Lalu, apa itu AIDS?

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Bisa dikatakan bahwa AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi HIV.

Tetapi, HIV dan AIDS bukanlah hal yang sama. Orang dengan HIV tidak selalu mengidap AIDS.

Seiring berjalannya waktu, HIV menghancurkan sel CD4 yang merupakan jenis sel darah putih atau biasa disebut limfosit.

Baca juga: Mengenal AIDS, Sejarah dan Perkembangannya dari Masa ke Masa

Sel darah putih tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Sel ini juga bisa disebut sel-T. Dan, ketika seseorang tidak memiliki cukup sel CD4, tubuh tidak dapat melawan infeksi seperti biasanya.

Seseorang bisa dikatakan menderita AIDS ketika jumlah sel CD4 dalam tubuhnya sangat rendah.

Tanpa pengobatan, biasanya dibutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun bagi seseorang dengan HIV untuk berubah menjadi AIDS. Pengobatan akan memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh virus dan dapat membantu orang tetap sehat selama beberapa tahun.

Cara penularan HIV

Ada beragam cara penularan HIV. Virus ini bisa dibawa dalam air mani, cairan vagina, lendir dubur, darah, dan air susu ibu.

Virus akan masuk ke tubuh manusia melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir, seperti bagian dalam vagina, rektum, dan pembukaan penis. Untuk lebih jelasnya, berikut ini aktivitas yang bisa menularkan HIV:

Baca juga: ADHA, Menantang Arus Deras Stigma HIV/AIDS

  • melakukan hubungan seks melalui vagina atau anal
  • berbagi jarum atau spuit untuk menyuntik narkoba, tindik, tato, dll.
  • tertular dengan jarum yang memiliki darah yang terinfeksi HIV
  • memasukkan darah, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi HIV ke dalam luka di tubuh.

HIV juga dapat ditularkan ke bayi selama periode kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Seorang wanita hamil dengan HIV dapat meminum obat untuk mengurangi kemungkinan bayinya tertular HIV.

HIV tidak menyebar melalui air liur (ludah), jadi HIV tidak bisa menular lewat aktivitas berciuman, berbagi makanan atau minuman, atau menggunakan garpu atau sendok yang sama.

HIV juga tidak menular melalui pelukan, pegangan tangan, batuk, atau bersin. Dan yang paling penting, dudukan toilet tidak bisa menularkan HIV.

Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Merasa Bugar, Dokter: Jangan Putus Obat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com