Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadari, Tanda-tanda Orangtua yang Terlalu Permisif pada Anak

Kompas.com - 18/01/2022, 14:47 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Para orangtua yang berkonsultasi dengan Bernstein menuturkan cara mereka mengasuh anak, seperti:

- "Dia (anak) akan pergi tidur ketika dia lelah." Padahal, esok harinya anak itu harus sekolah.

- "Tidak masalah bagi saya jika dia senang makan es krim untuk sarapan."

- "Mengapa saya harus berhati-hati dan berdiskusi dengannya untuk berhenti bermain video game? Dia hanya akan gagal di sekolah dan mencari tahu sendiri."

- "Dia bisa bersikap kasar pada saya karena saya tahu itu hanyalah tahap perkembangan."

Karena anak yang dibesarkan orangtua permisif melakukan apa pun yang diinginkan, maka anak mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain.

Bernstein menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat orangtua menerapkan pola asuh permisif.

"Mungkin kita dibesarkan dengan orangtua yang ketat dan otoriter, dan akibatnya kita memutuskan untuk hanya menggunakan sedikit disiplin," tutur dia.

"Jika itu masalahnya, maka sikap permisif mungkin merupakan reaksi terhadap didikan kita yang keras dan penuh hukuman."

Bisa juga, orangtua memilih pola asuh permisif lantaran mereka merasa stres dan tidak mempunyai tenaga untuk membuat dan menegakkan aturan.

"Orangtua yang berjuang dengan kecanduan alkohol atau obat-obatan juga dapat berkompromi soal disiplin dan gagal menetapkan batasan yang konsisten," sebut Bernstein.

Apabila kita menyadari kesalahan lantaran bersikap sebagai orangtua yang terlalu permisif, cobalah mengenali kapan dan bagaimana sikap permisif itu muncul.

Lalu, tetapkan komitmen untuk mengubah sikap tersebut.

Kemungkinan, kita khawatir perubahan ini dapat memicu konflik dengan anak, dan kita merasa takut akan mengalami lebih banyak drama dan kekacauan.

Bernstein menyarankan orangtua untuk bersikap tenang, tegas, dan tidak mengendalikan anak.

"Meskipun anak awalnya bereaksi negatif, tetap tenang dan berbicaralah dengan integritas," kata dia.

"Ajak anak untuk berbicara dengan kita menggunakan cara yang sama."

"Tunjukkan bahwa mereka akan mendapatkan lebih banyak perhatian positif dari kita."

"Juga lebih banyak hak istimewa jika mereka bersama orangtua yang tenang, tegas, dan tidak mengekang," sambung Bernstein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com