Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlunya Konflik yang Sehat dalam Hubungan, Kata Pakar

Kompas.com - 22/01/2022, 14:08 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam menjalin hubungan asmara, kita tak dapat sekadar mengandalkan cinta.

Rasa hormat, empati, pengertian, hingga menjadi pendengar yang baik bisa membantu memperkuat ikatan dengan pasangan dalam jangka panjang.

Bahkan, respons kita selama berselisih dengan pasangan turut memengaruhi kelangsungan hubungan.

Dalam unggahan di Instagram, psikolog dan penulis Dr Nicole LePera menjelaskan komunikasi yang lebih baik akan menciptakan pola yang sehat dalam hubungan, serta membuat hubungan menjadi lebih kuat.

"Orang-orang bisa memiliki cinta yang luar biasa di antara mereka," ungkap LePera.

"Namun jika mereka tidak tahu cara mengomunikasikan apa yang mereka butuhkan atau rasakan, hubungan itu pada akhirnya akan memiliki pola disfungsional."

"Pola ini akan menciptakan kebencian," tambah wanita itu.

Sudah menjadi anggapan umum bahwa perselingkuhan, kecanduan obat-obatan terlarang, kekerasan dalam rumah tangga, masalah dengan keluarga, atau ketidakcocokan dapat menyebabkan hubungan berakhir.

Namun seringkali, miskomunikasi yang menjadi "biang keladi" dari kandasnya hubungan asmara.

"Banyak orang mengatakan bahwa kebanyakan hubungan berakhir karena masalah uang atau perselingkuhan."

"Sebenarnya, hubungan berakhir karena masalah komunikasi," kata LePera.

Baca juga: 6 Kesalahan yang Harus Dihindari saat Bertengkar dengan Pasangan

Menghindari konflik dapat merusak hubungan

Sebagian dari kita berusaha untuk menghindari konfrontasi atau masalah.

Kecenderungan kita mengabaikan konflik bisa disebabkan oleh masa lalu kita. Mungkin, kita dibesarkan di dalam lingkungan di mana orang dewasa dipermalukan, dihakimi, disalahkan, atau dikritik.

Bisa juga, kita sering melihat seseorang yang menghindari konflik sama sekali, catat LePera.

"Secara tidak sadar kita belajar bahwa konflik itu buruk dan dapat menyebabkan seseorang meninggalkan kita."

"Jika konflik menyebabkan kita merasa panik, menutup diri, atau takut kehilangan seseorang, kita akan menyadari hal itu merupakan bagian dari masa lalu kita," jelas LePera.

Konflik adalah bagian dari setiap hubungan yang terjalin, termasuk hubungan asmara.

Agar suatu konflik dapat dikatakan "sehat", cobalah meningkatkan keterampilan komunikasi kita lebih baik lagi.

Konflik yang sehat dapat menciptakan hubungan emosional yang lebih dalam di antara kedua belah pihak.

LePera memberikan tujuh poin penting untuk berdebat secara sehat dengan pasangan:

  1. Dengarkan perspektif pasangan tanpa memotong pembicaraan atau menyela dengan mengetakan sudut pandang kita, atau menyangkal realitas pasangan.
  2. Tetap rendah hati saat mengungkapkan masalah.
  3. Tanyakan atau periksa apakah orang lain berada dalam keadaan emosi yang tepat untuk membahas konflik tersebut atau tidak.
  4. Tetap memerhatikan pengalaman pasangan.
  5. Ketahui kapan sistem saraf kita kewalahan dan beristirahatlah.
  6. Gunakan kata-kata "saya merasa" daripada "kamu melakukan x" atau "kamu merasa x".
  7. Buat orang lain merasa aman selama konflik. Jangan agresif, berteriak, membanting barang, menghina, atau mempermalukan orang lain.

Baca juga: Saat Bertengkar dengan Pasangan Hindari Silent Treatment

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com