Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2022, 14:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengompol mungkin merupakan hal salah satu hal yang umum dilakukan anak kecil.

Namun, bagaimana jika kebiasaan itu terus terbawa sampai anak bertambah besar?

Ya, tak jarang anak masih mengompol meski sudah berusia di atas lima tahun.

Untuk menyembuhkan kebiasaan ngompol anak, biasanya orangtua juga telah melakukan berbagai cara, seperti membatasi asupan air setelah makan malam.

Bahkan, ada orangtua yang membangunkan anaknya di tengah malam untuk kemar mandi, meski tidak berpengaruh.

Nah untuk menanganinya, ahli nefrologi anak Charles Kwon, MD, dan ahli urologi anak Audrey Rhee menawarkan solusinya.

Kapan mengompol jadi masalah?

Jika anak masih mengompol setelah berusia tujuh tahun lebih, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter, ahli nefrologi anak atau ahli urologi.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Anak yang Sering Mengompol

Lalu, perlu diingat bahwa sekitar 15% anak usia 5 tahun atau lebih sudah benar-benar berhenti mengompol.

Selain itu, masalah mengompol ini biasanya dialami oleh anak laki-laki tanpa masalah medis lain.

Apa penyebabnya?

Menurut Dr. Kwon, biasanya mengompol terjadi karena kandung kemih yang belum matang.

Selain itu, mengompol juga bisa disebabka oleh ketidakseimbangan hormon, sembelit, atau beberapa kondisi lain, seperti stres dan mengalami gangguan kcemasan.

Memiliki attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan yang membuat anak sulit memusatkan perhantian dan riwayat keluarga pun bisa jadi penyebabnya.

Cara menghentikan ngompol

Ada beberapa cara untuk menghentikan kebiasaan ngompol anak. Berikut daftarnya.

  • Atur asupan air

Tingkatkan asupan air di awal hari, kurangi di siang hari, dan berhentilah setelah makan malam.

  • Jadwalkan waktu ke kamar mandi

Biasakan anak mengikuti jadwal buang air (setiap dua hingga tiga jam sekali) dan tepat sebelum waktu tidur.

  • Tetap positif

Buat anak merasa bangga akan proses yang dibuatnya dengan memberikan pujian.

  • Mengurangi iritan kandung kemih

Kurangi kafein (seperti coklat dan susu coklat).

Jika tidak berhasil, kurangi jus jeruk, dan perisa dan pemanis buatan, serta pewarna makanan.

  • Membiarkan kehausan berlebihan

Jika sekolahnya mengizinkan, beri anak botol minum sehingga dapat minum air dengan mudah.

Ini juga membuat anak terhindar dari kehausan berlebihan.

  • Sembelit

Rektum terletak tepat di belakang kandung kemih, membuat sembelit bisa terjadi, terutama di malam hari.

Hal ini berdampak pada sekitar sepertiga anak yang mengompol. Meski umumnya anak sulit mengidentifikasi gejala sembelit.

  • Tidak membangunkan anak untuk buang air kecil

Membangunkan anak di malam hari dan meminta dia untuk buang air kecil tidak akan membantu.

Hal ini hanya akan membuat kita dan anak makin frustasi serta kurang tidur.

  • Tidur lebih awal

Terkadang, anak tidur terlalu nyenyak karena dia kekurangan waktu tidur.

  • Kurangi screen time sebelum tidur

Meningkatkan kualitas tidur dapat membuat pikiran anak melambat dan tidur lebih baik.

  • Jangan menghukum anak

Memarahi anak tak akan membantu dan hanya akan menambah konflik.

Baca juga: Mengompol, Gangguan Urologi yang Bikin Malu Orang Dewasa

Apakah bisa diobati?

Menurut Dr. Rhee, meski ada obat yang dapat mengobati mengompol, dia tidak menyarankannya.

Pasalnya, obat itu memiliki efek samping dan hanya bekerja sementara saja.

Apa anak ngompol dengan sengaja?

Banyak yang menduga bahwa anak ngompol dengan sengaja.

Namun, Dr. Kwon mengatakan kondisi itu bukanlah salah anak maupun orangtuanya.

“Saya selalu mengatakan agar orangtua tidak terlalu stres karena masalah ini biasa akan selesai dengan sendirinya,” kata dia.

Dr. Rhee juga menambahkan, penting bagi orangtua untuk berbicara pada anak untuk melihat apakah dia punya motivasi untuk berubah atau tidak.

Lalu, alarm mengompol pun bisa menjadi solusi.

Orangtua bisa memasangnya di celana dalam anak atau di pad ranjang.

Saat alat itu mendeteksi kelembapan, alarm akan mati.

Namun jika anak tidak memiliki motivasi, alarm itu mungkin tak memiliki keuntungan apa pun dan hanya menambah rasa frustasi.

Menurut Dr. Rhee, jika anak masih suka menyelundupkan makanan yang tidak seharusnya dikonsumsinya di malam hari, alarm tidak diperlukan.

Lebih baik, langsung menanyakan apakah mengompol itu mengganggu anak atau tidak.

Lalu, semakin dewasa anak, tentu mengompol akan berdampak pada kepercayaan diri dan kehidupan sosialnya.

Hal ini mungkin akan memotivasi anak untuk mengatasi kebiasaan buruknya dan menghindari merasa malu.

Apakah mengompol masalah serius?

Terkadang, mengompol bisa menjadi tanda penyakit serius. Misalnya:

  • Sleep apnea.

Jika anak sering mendengkur atau menunjukkan tanda-tanda sleep apnea, anak perlu mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

  • Urinary tract infections (UTIs)

Sampel urin dapat mendeteksi infeksi ini.

Biasanya, tek ini akan dilakukan dokter saat mengompol menjadi masalah.

  • Diabetes mellitus

Sampel urin juga dapat mendeteksi diabetes pada anak-anak.

Mengompol juga dapat menjadi tanda gangguan tidur. Karena itu, studi tidur bisa dilakukan.

Jika khawatir dan diperlukan, orangtua pun bisa membawa anak ke dokter anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com