Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 22 Februari 2022, 13:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki teman yang suka mengeluh seringkali membuat kita jengkel dan risih.

Apalagi jika kebiasaan buruknya tersebut selalu dilakukan saat kita berbicara dengannya atau orang lain.

Sesekali tidak ada salahnya kita mendengarkan keluhannya. Siapa tahu dia memang sedang ingin meluapkan isi hatinya.

Tapi, jika dilakukan terus-menerus dan dia seolah-olah merasa menjadi orang "paling menderita di dunia", sebaiknya kita membuatnya sadar bahwa terus mengeluh bukanlah kebiasaan yang baik.

Baca juga: Anak Suka Mengeluh, Begini Cara Menyikapinya

Orang yang suka mengeluh tidak menyadari kebiasaannya

Penting untuk dipahami bahwa orang yang suka mengeluh mungkin tidak menyadari bahwa dia sering melakukannya.

Hal tersebut dikatakan terapis berlisensi dan pakar hubungan Nedra Glover Tawwab.

"Orang yang suka mengeluh tidak menyadari bahwa dia adalah pengeluh kronis, mereka berpikir bahwa dia hanya berbicara."

Walau kita berusaha membuatnya sadar, Tawwab mengatakan orang yang suka mengeluh mungkin masih kesulitan menyaring keluhannya.

"Sekarang kita mencoba mengajari dia keterampilan baru. Sekarang kita harus mengajari dia untuk mencari tahu seperti apa keluhan itu, seperti apa suaranya," kata Tawwab.

"Karena dia mungkin berasumsi hanya membicarakan masalah, tapi bagi kita yang mendengar masalah itu sebagai keluhan," sambung dia.

Mengalihkan topik pembicaraan

Jika kita masih berhadapan dengan teman yang suka mengeluh, Tawwab menyarankan kita untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Baca juga: Sering Mengeluh soal Pekerjaan? Ini 3 Tips Jauhi Kebiasaan Beracun

Jika tidak, cobalah untuk memulai percakapan dengan hal-hal yang bernada positif.

"Satu hal luar biasa yang bisa kita lakukan dengan orang yang suka mengeluh adalah memulai percakapan dengan cara yang kita  inginkan," ujar Tawwab.

Kita sebaiknya juga mengetahui hal-hal apa saja yang sering dia keluhkan dan hindari untuk membahasnya.

"Ada topik yang tidak boleh ditanyakan kepada orang-orang ini. Jika kita mulai berbicara tentang politik, dan kita mlah membahasnya, lain kali, jangan," imbuh dia.

Selain itu, dia mengatakan untuk menyadari bagaimana kita berpikir tentang menetapkan batasan.

Seringkali orang berpikir, dia sedang menetapkan batasan padahal sebenarnya hanya mencoba mengubah orang lain.

"Kita dapat menentukan bagaimana kita mendengarkan. Kita dapat menentukan apa yang kita lakukan ketika dia mengeluh. Tetapi kita tidak dapat membuat dia berhenti mengeluh," sebut dia.

Jadi, jika kita mencoba menetapkan batas dengan mencoba membuat dia berhenti mengeluh, itu pertanda kita harus membatasi interaksi dengannya sama sekali.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau