Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2022, 08:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

2. Jangan menutup mata pada apa yang dirasakan anak

Ketika anak tertekan, seringkali orangtua bereaksi spontan dengan mengesampingkan perasaan anak.

Mungkin, kita mengatakan "jangan sedih, kita akan segera bertemu nenek kembali" di saat anak masih ingin bermain dengan sang nenek.

Cara seperti ini tidak membuat kesedihan anak menghilang begitu saja. Perasaan sedih itu justru menjadi lebih kuat dan emosi anak bisa meledak.

Misalnya, Agung akan pergi makan malam bersama istrinya, Dina. Agung lantas mengatakan pada anaknya, Dimas agar tidak bersedih dan bermain di rumah dengan pengasuhnya, Mbak Siti.

Di sini, Dimas menjawab "aku sebel sama Mbak Siti! Aku akan berbuat jahat pada dia kalau ayah ibu keluar."

Dari contoh di atas, Agung membuang kesempatan untuk membantu Dimas memahami perasaannya.

Apa yang dibutuhkan anak ketika merasa tertekan adalah seseorang yang mau mendengarkan, menerima perasaan, tidak menghakimi, dan tidak mengarahkan anak mengenai tindakan yang harus mereka lakukan.

Baca juga: Jay-Z Bicara Soal Mengasuh Anak dan Membebaskan Mimpi Mereka

Jika kita mengesampingkan seperti apa perasaan anak, itu seolah-olah menunjukkan kita tidak nyaman menghadapi emosi anak dan tidak ingin mendengar apa yang dia rasakan.

Hasilnya, anak tidak mau membagikan apa yang dirasakannya dengan kita dan masalah tidak akan pernah selesai.

Sedih, senang, marah, cinta, cemburu, dan empati merupakan bagian dari emosi kompleks yang ada pada diri manusia.

Tugas orangtua bukanlah menyingkirkan emosi negatif pada anak, melainkan membantu memahami emosi anak dan menangani semua perasaan mereka.

Langkah terbaik bagi Agung dan Dina adalah mengakui bahwa Dimas tidak senang jika ayah dan ibunya pergi makan malam tanpa dirinya.

Agung dan Dina juga perlu memahami, mengapa Dimas ingin selalu bersama mereka di rumah.

Dengan demikian, risiko Dimas untuk bertindak jahat pada pengasuhnya, Mbak Siti juga berkurang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com