KOMPAS.com - Istilah ghosting tampaknya semakin akrab di telinga kita akhir-akhir ini.
Ghosting dapat dikatakan sebagai orang yang sedang dekat dengan kita, katakanlah lagi PDKT. Kemudian si dia hilang begitu saja seperti ditelan Bumi tanpa kabar dan sepatah kata pun.
Pakar hubungan dan penulis buku Love Lust and Lemons, Shahzeen Shivdasani mengatakan, istilah ghosting lebih tepat disematkan pada seseorang yang tidak mengakhiri komunikasi dengan baik serta menghilang begitu saja.
"Meski pun banyak yang merasa dirugikan ketika di ghosting. Tapi, si tukang ghosting itu cenderung punya banyak celah untuk menghubungi kita kembali," jelas dia.
Baca juga: Mengapa Ghosting Terasa Sangat Menyakitkan?
Entah karena tidak punya rasa bersalah atau beberapa faktor lain, si tukang ghosting kembali menghubungi kita lagi.
Hal itu tentu bisa membuat kita kebingungan. Yang ada di benak kita mungkin beberapa pertanyaan seputar "buat apa dia menghubungi kita lagi?" "Apa sih maksud dari semua ini?"
Menjawab kegelisahan itu, Shahzeen mengatakan, ada beberapa faktor yang membuatnya berlaku demikian. Berikut empat alasan si tukang ghosting menghubungi kita kembali.
Saat si dia tidak memiliki pilihan lain, mereka mungkin akan mengingat kita sebagai salah satu alternatif menghilangkan kebosanan.
Mereka akan mencoba kembali ke kehidupan kita dengan beberapa alasan atas tindakannya yang pernah menghilang tiba-tiba.
Itu biasa terjadi lantaran, kebanyakan orang yang meng-ghosting tidak merasa bersalah karena sudah menutup hubungan tanpa "kata putus".
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.