Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Bagaimana Cara Menerima Keunikan Diri?

Kompas.com, 8 Juni 2022, 09:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - "Trusting your individual uniqueness challenges you to lay yourself open." —James Broughton

Setiap orang memiliki keunikannya masing-masing. Keunikan ini hadir dalam berbagai bentuk, dimulai dari yang kasat mata, seperti sidik jari, wajah, hingga rupa tubuh sampai yang lebih kompleks untuk dirasakan, seperti karakter.

Segala keunikan ini terbentuk atas pengalaman-pengalaman pribadi yang kita alami. Selain itu, banyak hal yang berada di dalam dan luar kontrol kita turut menyumbang bagaimana keunikan ini hadir.

Namun, kadang kala kita salah menilai keunikan yang dimiliki. Kita merasa keunikan pribadi adalah sesuatu yang memalukan sehingga muncul rasa takut untuk berbeda. Kemudian, ketakutan itu membuat diri merasa harus mengikuti arah hidup orang lain hingga akhirnya kehilangan tujuan.

Padahal, keunikan ini merupakan sesuatu yang harus dirayakan. Keunikan membuat kita sadar untuk menjadi diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Selain itu, keunikan juga mengajari kita untuk menerima kekurangan, seperti yang dialami oleh Seto Mulyadi—atau kerap disapa Kak Seto, seorang psikolog anak, dalam siniar (podcast) Beginu episode “Hidup sebagai Pribadi Unik untuk GEMBIRA” di Spotify.

Dalam episode siniar Beginu ini, Kak Seto berbincang-bincang dengan Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi KOMPAS.com, tentang bagaimana proses menerima keunikan dan kekurangan dirinya sejak kecil.

Baca juga: Cerita Kak Seto Kagumi Soekarno dan The Beatles hingga Alasan Ingin Ubah Nama Panggilan

Ternyata, diungkapkan bahwa Kak Seto kecil sangat berbeda dengan sosok yang kita kenal saat ini. Ia dikenal sebagai anak bandel dan tak bisa diam, sampai-sampai dirinya dilabeli sebagai “3B”, yakni paling bodoh, buruk, dan bandel.

Akan tetapi, alih-alih terpuruk akibat pelabelan tersebut, Kak Seto berusaha menganggapnya sebagai suatu pelajaran besar bagi hidupnya.

Ibunya pun tak tinggal diam, dengan kasih sayang, ia terus mengingatkan Kak Seto kecil untuk tidak berkecil hati dan tetap tersenyum.

Ketika Kak Seto kecil dicap sebagai anak yang bodoh, Ibunya juga mengingatkan bahwa setiap orang memiliki kapasitasnya masing-masing.

Namun, semua orang punya batasnya. Kak Seto remaja memutuskan untuk kabur dari rumah di Klaten ke Jakarta karena lelah dibanding-bandingkan dengan saudara kembarnya.

Meskipun begitu, wejangan ibu itu sudah mendarah daging bagi Kak Seto.

Ia lantas belajar untuk menerima kekurangan dan berusaha menjadi pribadi yang unik. Dari proses itulah pada akhirnya kita dapat mengenal Kak Seto sekarang sebagai pribadi yang ramah anak.

Lantas, belajar dari Kak Seto, bagaimana cara kita menerima kekurangan, hingga pada akhirnya menjadikan hal tersebut sebagai keunikan diri?

Menurut Marty Nemko dari Psychology Today dan Crystal Rapole dari Healthline, berikut yang bisa dilakukan.

Berusaha Mengenal Diri Sendiri

Pengetahuan yang baik atas diri sendiri membuat kita lebih mudah menerima keadaan diri, termasuk keunikan yang dimiliki.

Selain itu, jika merasa tidak puas dengan aspek-aspek tertentu dari dalam diri, pengetahuan ini akan mempermudah kita untuk menangani area-area itu.

Dari situ, kemudian kita akan lebih memahami dan mengupayakan keunikan diri itu sebagai suatu “ciri khas” yang seakan-akan menjadi jenama pribadi.

Membangun Kekuatan

Setelah dirasa cukup bisa mengenal diri sendiri dan menerimanya, langkah selanjutnya adalah membangun kekuatan atau potensi diri.

Marty mengatakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan mengunggulkan kemampuan yang disukai, meningkatkan portofolio karier, dan memasukkan hobi dalam kehidupan kerja.

Baca juga: The Lyrics of Self-Acceptance, Belajar Menerima Diri Sendiri lewat Seni

Menciptakan Gaya Khas

Bisakah kita membuat keunikan diri sebagai sesuatu yang istimewa, menonjol, dan istimewa?

Atau mungkin membuat keunikan menjadi suatu jenama pribadi sehingga orang-orang dapat mengenal kita dari keunikan tersebut?

Setelah proses-proses yang sudah disebutkan sebelumnya, ini adalah langkah akhir dalam cara menerima keunikan diri.

Sebab, ketika seseorang sudah berhasil menciptakan keunikannya sebagai gaya khas, ia telah benar-benar berhasil menerima dirinya.

Hal ini seperti yang diceritakan oleh Kak Seto dalam siniar Beginu bertajuk “Hidup sebagai Pribadi Unik untuk GEMBIRA” di Spotify.

Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi KOMPAS.com. Di sana, ia membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia lewat tokoh-tokoh inspiratif dan unik.

Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_kakseto1.

Baca juga: Anda Terlalu Percaya Diri? Mungkin Anda Mengalami Efek Dunning Kruger

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau