KOMPAS.com - Model G-Shock dari perusahaan Casio terus berevolusi sejak Kikuo Ibe merevolusi jam tangan untuk kebutuhan tertentu (tool watch) hampir 40 tahun yang lalu.
Mungkin, tanpa sosoknya, jam tangan G-Shock tidak akan pernah ada di dunia ini.
Sedikit cerita, Kikuo Ibe merupakan perancang sekaligus teknisi jam yang bekerja di Casio.
Ia pernah jatuh dari sepeda, dan jam tangan pemberian ayahnya rusak. Dari kejadian itu, dia terinspirasi untuk membuat jam yang tahan guncangan.
Baca juga: Inilah 3 Seri G-Shock yang Paling Laris di Indonesia
Ibe mulai mengembangkan lebih dari 200 purwarupa buatan tangan untuk diuji coba.
Pada 1983, Ibe mendapatkan satu purwarupa jam tangan yang tahan banting ketika dijatuhkan dari lantai 13 gedung bertingkat.
Baca juga: Bahan Rapuh Kristal Safir Jadi G-Shock Tangguh di Tangan Kikuo Ibe
Lahirlah model pertama G-Shock, DW-5000C yang dilengkapi baterai tahan lama 10 tahun dan sanggup menahan benturan keras.
Sejak saat itu, lini G-Shock terus berkembang dalam berbagai model dan warna.
Material cangkang yang digunakan pun beragam, mulai dari resin hingga paduan batu mulia yang mewah.
Baca juga: Warna Mencolok G-Shock Anyar, Terinspirasi Baju Astronot NASA
Satu prinsip yang masih tetap dipegang Casio sampai sekarang, setiap jam tangan yang menyandang nama "G-Shock" memiliki daya tahan tinggi dan bisa diandalkan di berbagai situasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.