KOMPAS.com - Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit yang harus kita waspadai saat ini.
Apalagi, penyakit yang pertama kali menyerang manusia pada tahun 1970 silam ini kini sudah memasuki Indonesia.
Penyakit ini umumnya tidak berbahaya hingga mengancam nyawa, meski bisa membuat penderitanya terlihat tidak sedap dipandang.
Menurut dokter kulit Jennifer David dari Dermatology Partners Bensalem PA, biasanya cacar monyet akan diamulai dengan gejala sistemik seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri di sekujur tubuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala itu akan berlangsung selama satu sampai dua hari sebelum ruam berkembang di kulit.
Baca juga: Mengenal Cacar Monyet, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Tampilan benjolan dan koreng pada cacar monyet sendiri bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada warna kulit dan pada tahap mana lesi berada.
Jennifer menjelaskan, biasanya awalnya akan timbul lepuh di area mulut, yang diikuti dengan luka merah muda atau cokelat di wajah, tubuh, dan lengan.
Lalu dalam satu sampai dua hari lesi datar itu akan terisi cairan bening yang membentuk lepuh, yang lama kelamaan akan berubah menjadi benjolan putih berisi nanah.
Lalu setelah seminggu, benjolan nanah akan menjadi koreng, rontok, dan sembuh.
Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk menerapkan berbagai cara pencegahan monkeypox jika tak ingin pusing dengan bekas lukanya.
Baca juga: Suspek Monkeypox Ditemukan, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.