KOMPAS.com - Berbicara soal kesabaran, tentu kita tidak bisa melupakan bagaimana caranya menghadapi ujian hidup dengan tenang.
Ya, berusaha menjadi penyabar memang banyak tantangannya karena kita tidak pernah tahu kapan, di mana, dan seberapa lama harus menahan emosi.
Sabar adalah kemampuan untuk tahan menghadapi cobaan, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak terburu nafsu.
Walau mudah diucapkan, pada kenyataannya kesabaran perlu latihan ekstra keras supaya emosi tidak mudah meledak-ledak.
Tapi, apa sih manfaat bersabar untuk diri sendiri?
Menjadi sabar tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, kalau kita bisa mempraktikkan "ilmu tingkat tinggi" ini, ada berbagai manfaat yang dirasakan.
Baca juga: Kunci Menerapkan Gentle Parenting pada Anak tanpa Kehabisan Kesabaran
Hal pertama yang didapat dari kesabaran adalah meningkatnya kesejahteraan mental dan emosional.
Di sini, kitalah pihak yang paling diuntungkan ketika mampu bersabar ketimbang marah-marah, frustasi, dan stres.
Manfaat ini pernah diungkap oleh sekelompok peneliti dalam studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine tahun 2015.
Studi yang menjaring mahasiswa asal Iran sebagai responden itu mendapati temuan bahwa sabar ada hubungannya dengan kepuasan hidup.
Temuan didapat setelah peneliti memberikan alat untuk mengukur paradigma tentang kesabaran.
Hasilnya, kesabaran menjadi prediktor dari kesehatan mental terutama pada responden yang mendapat skor tinggi di skala depresi.
Sementara studi yang diunggah di Research Gate tahun 2012 menemukan fakta kalau sabar bisa mengurangi depresi.
Bersabar membantu kita untuk mengambil keputusan dengan masuk akal dan lebih berhati-hati menilai situasi.
Manfaat ini membantu kita supaya tidak membuat keputusan yang terburu-buru.
Ketika mampu bersabar, kita tahu apa yang diinginkan dan pantas didapatkan. Sehingga kita belajar untuk menunggu.
Kesabaran berkaitan dengan cara kita memperlakukan orang-orang di sekitar, termasuk pasangan.
Hal tersebut membantu kita untuk melihat masalah dari perspektif yang luas ketika muncul konflik dalam hubungan.
Baca juga: Kesabaran Itu Menyehatkan
Dengan cara itu, kita juga lebih mungkin untuk empati, memahami orang lain, dan menghindari ketegangan dalam hubungan.
Menjadi sabar benar-benar membantu untuk memandang masa depan, ketimbang berambisi pada tujuan jangka pendek.
Sabar mengajari kita bahwa hal-hal baik yang diinginkan dalam hidup membutuhkan waktu.
Hal tersebut tentunya menuntun kita untuk menghargai perjalanan hidup untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Belakangan ini, sebagian orang merasakan ketidaktenteraman dalam batinnya. Mungkin mereka punya masalah dengan diri sendiri atau orang lain.
Perasaan seperti itu ternyata bisa diatasi dengan kesabaran karena hal ini mencegah kita dari stres.
Seolah-olah membiarkan Semesta bekerja, sabar memberikan pelajaran bahwa kita harus melepaskan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Juga, penting untuk mengambil waktu sejenak, tidak terburu-buru, dan menerima kondisi saat ini apa adanya.
Saat bersabar, kita lebih mungkin untuk menjadi baik meski kondisi di sekitar membuat gelisah dan tidak mempedulikan.
Di sini, kesabaran memberikan pesan bahwa kita harus bersikap lembut dan toleran, termasuk memaafkan orang lain yang membuat kesal.
Kesabaran juga membantu kita untuk belajar dari kesalahan, mengambil hikmahnya, dan mengambil waktu untuk tumbuh.
Dikutip dari Forbes, menjadi sabar memiliki manfaat lain untuk membantu kita mencapai tujuan.
Terlebih, jalan menuju kesuksesan masih panjang dan bukan sesuatu yang bisa diraih dalam semalam.
Kesuksesan juga memerlukan proses untuk bertumbuh dan ketekunan yang akhirnya berbuah manis.
Pemimpin perlu bekerja sama dengan orang lain untuk membantu mengembangkan keterampilan terbaik mereka.
Baca juga: Hati Lebih Tenang, Ini 10 Cara Menjadi Orang Sabar dan Ikhlas
Beberapa orang yang bekerja dengan kita akan menjadi pembelajar yang mudah berkembang.
Namun, beberapa dari mereka mungkin membutuhkan waktu lebih untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Tidak jarang, mereka juga bisa melakukan kesalahan.
Jika ingin menjadi pemimpin yang baik, kita harus sabar menghadapi mereka. Kita harus mau menunggu orang lain berkembang seiring waktu.
Kita harus sadar untuk menjadi pemimpin lebih sabar dan memahami bahwa hal-hal yang baik membutuhkan waktu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.