KOMPAS.com - Tampon adalah alat sanitasi menstruasi yang sudah digunakan oleh perempuan Mesir sejak abad ke-15 SM yang berbahan papirus lunak.
Para perempuan di masa Romawi kuno juga memanfaatkan tampon yang terbuat dari wol.
Dalam berbagai masa dan peradaban, tampon dibuat dari berbagai material yang berbeda mulai dari kertas, rumput atau tanaman lain.
Baca juga: Penggunaan Tampon yang Benar Turunkan Risiko Infeksi pada Vagina
Namun di masyarakat Indonesia, tampon memang belum terlalu populer apalagi jika dibandingkan pembalut.
Tampon bisa jadi alternatif ketika sedang mengalami menstruasi sebagai pengganti pembalut atau menstruasi cup.
Beberapa orang lebih menyukainya karena dinilai praktis dan lebih higienis.
Namun banyak yang ragu untuk mencobanya karena berbagai pertanyaan soal tampon yang belum terjawab.
Misalnya saja,
Tampon adalah produk yang terbuat dari bahan yang mampu menyerap darah menstruasi dari area kewanitaan.
Bentuknya kecil dan memanjang karena sengaja didesain agar mudah dimasukkan ke dalam vagina dengan atau tanpa aplikator.
Termasuk dalam produk sekali pakai dan harus dibuang segera setelah digunakan.
Baca juga: Tampon Organik Lebih Aman untuk Kesehatan Vagina?
Tampon sebaiknya digunakan maksimal selama delapan jam namun kebanyakan orang menggantinya setelah pemakaian 4-6 jam.
Membiarkan tampon terlalu lama dapat menyebabkan infeksi bakteri yang disebut sindrom syok toksik atau risiko kesehatan serius lainnya.
Dibandingkan pembalut, risiko 'bocor' maupun rembes lebih kecil karena bentuk dan posisinya.
Dianjurkan untuk memasang tampon baru sebelum tidur dan segera menggantinya setelah bangun.
Banyak orang ragu memakai tampon karena khawatir membuat vagina terasa sakit atau tidak nyaman.
Pada awalnya, mungkin terasa agak membingungkan atau aneh karena adanya benda asing di area vagina kita.
Baca juga: Apa Itu Tampon? Ini Cara Menggunakan Tampon Saat Haid Tanpa Rasa Sakit
Namun tidak ada rasa sakit yang terjadi selama proses memasukkan maupun posisinya tepat.
Selain itu, pastikan kita memilih ukuran tampon yang tepat dengan daya serap yang sesuai dengan pola menstruasi.
Kekhawatiran lain adalah tampon yang nyangkut di vagina dan sulit dikeluarkan.
Risiko ini memang mungkin terjadi namun tak perlu panik karena kita tetap bisa mengeluarkannya.
Kuncinya adalah rileks atau mengubah posisi tubuh agar bisa meraih tampon tersebut maupun talinya.
Baca juga: Begini Cara Mengeluarkan Tampon yang Tersangkut
Sama seperti pembalut, tampon juga banyak jenis dan mereknya termasuk yang mengandung pewangi.
Namun tidak disarankan untuk menggunakan variasi ini karena kandungan wewangian dapat mengganggu kadar bakteri di dalam vagina.
Padahal kita membutuhkan bakteri baik untuk melindungi vagina dari infeksi dan organisme penyebab penyakit.
Baca juga: Awas, Tampon Berpewangi Berbahaya untuk Vagina!
Umumnya produk ini bertahan digunakan maksimal lima tahun namun berisiko berjamur atau dipenuhi bakteri jika ditaruh di tempat lembab.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.